BAB 2
KEBANGKITAN NASIONAL
A.
Latar
Belakang Kedatangan Bangsa Eropa Ke Dunia Timur
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
B.
KOLONIALISME
DAN IMPERIALISME DI INDONESIA
1. Kolonialisme
a.
Pengertian
Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata koloni yaitu daerah pendudukan. Kolonialisme merupakan
penguasaan terhadap wilayah negara lain yang ditekankan pada hasil tanah
sebagai sumber kekayaan alam demi kejayaan negara-negara penjajah.
b.
Bentuk-bentuk
Kolonialisme
1.
Koloni
Penduduk, penduduk dari suatu negara menguasai dan menduduki suatu
daerah yang dijadikan sebagai daerah koloninya kemudian menetap di daerah
koloni tersebut dan mendesak dengan memusnahkan penduduk pribumi daerah
tersebut
2.
Koloni
kelebihan penduduk, suatu negara mengalami kelebihan
penduduk, mencari daerah baru sebagai derah koloni untuk mengatasi kepadatan
penduduknya
3.
Koloni
Deportasi, daerah koloni dijadikan sebagai tempat
pembuangan yang terdiri dari penjahat, narapidana yang dihukum seumur hidup
4.
Koloni
eksploitasi, daerah koloni ini diambil seluruh
kekayaan alamnya oleh negara yang menguasainya
5.
Koloni
skunder, koloni ini mempunyai nilai dan kepentingan strategis wilayah
walaupun terkadang tanah koloni tersebut tidak menguntungkan bagi negara yang
menguasai tetap tetap dipertahankan
6.
Koloni
penunjang, seperti koloni skunder biasanya
meliputi kota pelabuhan, pulau kecil dan daerah tersebut berfungsi sebagai
daerah penghubung bagi kepentingan strategi kolonisator
2. Imperialisme
a.
Pengertian
Imperialisme
Imperialisme berasal dari bahasa latin
imperare yang artinya memerintah, yang memerintah atau orangnya disebut
imperator, sedangkan daerah yang dikuasai disebut imperim.
b.
Macam-macam
Imperialisme
1.
Imperialism
kuno, dimulai sejak jatuhnya konstantinopel yang dipelopori oleh
bangsa portugis dan spanyol. Tujuan imperialism yaitu untuk mendapatkan gold
(kekayaan), gospel(menyebarkan agama/keyakinan), dan glory(kejayaan atau
kebesaran nama bangsanya) , yang dikenal dengan nama Trilogi.
2.
Imperialism
Modern, dimulai sujak terjadinya revolusi industry di inggris,
imperialism modern bertujuan untuk mendapatkan bahan baku untuk memenuhi
kebutuhan industry. Selain itu, imperialism modern juga memasarkan hasil
industrinya.
3.
Sebab-sebab
imperialism
a. Memperoleh
kejayaan, nama besar diseluruh dunia
b. Masalah
ekonomi
4.
Akibat
imperialism
Bagi imperialis mendapatkan segalanya
yaitu kekayaan dan kekuasaan sehingga namanya dikenal dikenal diseluruh dunia
dan bangsanya menjadi makmur dan sejahtera. Bagi negara yang terjajah kekayaan
semakin terkuras, hidup lebih menderita dan miskin.
C. Imperialisme di bawah VOC
Atas
prakarsa pembesar Belanda yang bernama Olden Berneveldt, semua persekutuan
dagang belanda yang ada di Hindia (Indonesia) disatukan menjadi sebuah
persekutuan besar. Persekutuan dagang besar di Hindia tersebut dinamakan
Vereenigde Oost Indische Compagnie. VOC berdiri secara resmi pada tahun 1602
dan membuka kantor pertama di Banten (1602) yang dikepalai oleh Francois
Wittert.
1.
Tujuan
Dibentuknya VOC
a. Menghindari
persaingan yang tidak sehat sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan dapat
diperoleh secara maksimal.
b. Memperkuat
posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa ataupun Bangsa
Asia lainya.
c. Membantu
pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang ingin menguasai
wilayah Belanda
d. Mendapatkan
Monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Pada tahap permulaan VOC belum
mempunyai kelebihan apapun disbanding dengan persekutuan dengan bangsa lain,
baik dari segi modal, kapal, maupun persenjataanya. Pada saat itu VOC hanya
memiliki satu kelebihan, yaitu memiliki tata kerja yang teratur, rapid an
terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat. Kelebihan itu sangat menentukan
keberhasilan setiap gerak langkah VOC. Belanda mengakui VOC terus bergerak maju.
Tindakanya makin mantap dan pengaruhnya makin besar sehingga setapak demi
setapak dapat mendesak bangsa Eropa lainya keluar dari Indonesia. VOC juga
berhasil memutuskan rantai perdagangan bangsa Indonesia yang sebenarnya besar,
tetapi tanpa organisasi.
2.
Hak
Yang Dimiliki VOC
VOC memperoleh hak istimewa dari Ratu
Elisabet berupa hak octroi yaitu hak yang berlaku seperti negara atau yang
bersifat kenegaraan. yang isinya memberikan hak kepada VOC sebagai berikut.
a.
memperoleh hak monopoli perdagangan;
b. memperoleh hak untuk mencetak dan
mengeluarkan uang sendiri; c. dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di
Asia;
d. berhak mengadakan perjanjian;
e. berhak memaklumkan perang dengan
negara lain;
f. berhak menjalankan kekuasaan
kehakiman;
g.
berhak mengadakan pemungutan pajak;
h. berhak memiliki angkatan perang
sendiri;
i. berhak mengadakan pemerintahan
sendiri.
Melalui hak Octroi tersebut kedudukan
dan kedaulatan VOC semakin kuat di Indonesia, sehingga dalam aktivitas
perdagangan semakin leluasa. Untuk memperlancar pemerintahan VOC diangkat
seorang Gubernur Jenderal yati Jon Piterzoon Coen. Selain Hak octroi VOC
memiliki hak ekstirpasi dan monopoli. Hak ekstirpasi yaituhak untuk mengurangi
hasil rempah-rempah, sedangkan hak monopoli yaitu hak untuk membeli
barang-barang secara tunggal.
3.
Daerah
Kekuasaan VOC
Pada awalnya VOC
menanamkan kekuasaanya di Ambon, tetapi pada tahun 1609 dipindahkan ke
Jayakarta (Sunda Kelapa) yang di ubah namanya menjadi Batavia. Letak Jayakarta
lebih strategis jika dibandingkan Ambon karena dikenal sebagai kota pelabuhan
Kerajaan Banten, sehingga sangat ramai dikunjungi para pedangang, baik local
maupun asing. Di Jayakarta VOC mampu membangun loji sebagai benteng pertahanan untuk memperkuat kedudukanya di
Jayakarta. Akan tetapi kedatangan Inggris di Batavia dengan mendirikan kongsi
dagang EIC menyebabkan kedudukan VOC terancam. Oleh karena itu VOC menyebarkan
pengaruhnya di Maluku dan di Jawa Tengah untuk bersaing dengan EIC.
4. Monopoli Perdagangan Oleh VOC
Untuk menguasai daerah
perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC menggunakan sistem monopoli
perdagangan. Agar monopoli perdagangan ini berhasil, dilakukan pelayaran hongi
didaerah-daerah strategis seperti, Maluku, Malaka, dan Jawa. Pelayaran hongi
adalah pelayaran yang dilengkapi dengan kekuatan militer yang bertugas
mengamankan dan melancarkan monopoli perdagangan rempah-rempah oleh VOC.
Untuk mengeksploitasi kekayaan alam
Indonesia, VOC melakukan beberapa cara yaitu:
a. Kegiatan
produksi pertanian diserahkan kepada penduduk pribumi
b. Pendudukan
dan penguasaan tempat-tempat strategis
c. Intervensi
atau campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan Indonesia dalam melaksanakan
monopli perdagangan
d. Bertindak
sengai penentu harga barang
e. Memanfaatkan
lembaga-lembaga pemerintahan tradisonal (pribumi) untuk membantu dalam
memperlancar mnopoli perdagangan.
Peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan oleh VOC dalam pelaksanaan monopoli, antara lain sebagai berikut:
a. VOC
menentukan luas areal penanaman rempah –rempah
b. VOC
menentukan jumlah tanaman rempah-rempah
c. VOC
melarang rakyat Maluku menjual rempah-rempahnya selaik kepadanya
d. VOC
mengadakan ekstirpasi yaitu penebangan tanaman yang melebihi produksi
Strategi VOC dalam mengendalikan
monopoli perdagangan yaitu sebgai berikut:
a. Hak
ekstirpasi yaitu membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebihan agar harga
rempah-rempah di pasar internasional tetap tinggi
b. Pelayaran
hngi yaitu pelayaran bersenjata lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah
yang berlebihan dan mencegah petani rempah-rempah berhubungan dengan pihak
pembeli lain.
D. Indonesia Pada Masa Pemerintahan
Hindia Belanda
VOC
selalu memaksakan kehendak (monopoli) dalam usaha dagangnya sehingga sering
menimbulkan peperangan. Pada awal abad ke-18, VOC mulai mengadakan eksploitasi
agraris. Hal itu disebabkan keuntungan dari usaha dagang makin merosot akibat
semakinlimpahnya rempah-rempah dari daerah jajahan inggris, prancis, spanyol
dan portugis. VOC dengan giat menekan beberapa derah di Indonesia yang sudah
mereka kuasai, seperti banten, priangan, Cirebon, dan mataram untuk
mengumpulkan berbagai hasil bumi dengan cara sebagai berikut:
1. Pembayaran
pajak dari rakyat berupa hasil bumi
2. Penyerahan
upeti wajib setiap tahun dari kerajaan-kerajaan yang tunduk kepada VOC atau
kerajaan yang telah mengikat perjanjian dengan VOC.
3. Rakyat
di daerah yang sudah dikuasai diwajibkan menanam tanaman tertentu dan
menjualnya kembali dengan harga tertentu keapada VOC. Misalnya, penanaman kopi
di daerah priangan serta penanaman tebu didaerah banten dan mataram.
Pada
akhir abad ke-18, VOC mengalami keruntuhan sehingga pemerintahanan Indonesia
digantikan oleh pemerintah Hindia-Belanda hal ini disebabkan karena:
1. Pegawai
VOC banyak melakukan korupsi
2. VOC
banyak menanggung utang karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perang
3. Kemerosotan
moral dikalangan penguasa akibat sistem monopoli perdagangan
4. Tidak
berjalanya peraturan-peraturan yang telah diterapkan oleh VOC akibat banyaknya
korupsi
Peralihan
kekuasaan dari VOC ke pemerintah Hindia-Belanda tetap member akibat yang buruk bagi masyarakat Indonesia sebab mereka
sama-sama ingin mengeksploitasi seluruh kekayaan alam Indonsia.
1.
Pemerintahan
Daendels, tahun 1808-1811
Herman Willem Daendels (1808-1811) diangkat
menjadi gubernur Jenderal di Hindia Belanda untuk mempertahankan Pulau Jawa
dari musuh Perancis yaitu Inggris.
Untuk memperkuat kekuasaanya di Jawa
Daendels mengambil langkah-langkah sebagi berikut:
a. Memperbanyak
jumlah tentara
b. Mendirikan
benteng-benteng pertahanan baru
c. Membangun
pabrik senjata DI Semarang dan Surabaya
d. Membangun
pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon
e. Membangun
jalan raya di Anyer sampai penarukan
Selain berusaha dalam bidang perahanan
dan kemiliteran, Daendels juga berusaha
memperbaiki keadaan Pulau Jawa dengan tindakan sebagai berikut:
a. Membagi
Pulau Jawa dalam Sembilan perfectoor(daerah)
b. Menjadikan
para bupati diseluruh jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda
c. Memperbaiki
gaji pegawai, memberantas korupsi, dan member hukuman berat bagi para pegawai
yang berbuat curang
d. Mendirikan
badan-badan pengadilan yang akan mengadili orang-orang Indonesia sesuai dengan
adat Istiadatnya
Usaha yang dilakukan Daendels untuk
mempertahankan Pulau Jawa membutuhkan biaya sangat besar, padahal Daendels
tidak mendapat bantuan keuangan yang memadai dar Belanda. Untuk itu, Daendels
berusaha memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tetap
menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak(contingenten) .
Dalam menghadapi Inggris, Daendels membangun jaringadan aturan penjualan paksa
hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte
leverantie (rodi)
b. Menerapkan
kerja paksa n jalan raya di Pulau Jawa bagian utara, mulai dari Anyer sampai
Pana yang member manfaat besar bagi belanda
c. Menjual
tanah-tanah kepada swasta bangsa Belanda dan Tionghoa lengkap dengan
menduduknya. Dengan demikian lahirlah pengisapan dan kesewenang-wenangan oleh
tuan-tuan tanah swasta terhadap rakyat Indonesia.
d. Memperluas
areal penanaman kopi. ternyata pasukan Inggris yang sudah
Secara garis besar kebijakan Dendels
untuk mengahdapi Inggris tersebut dapat dikategorikan menjadi politik dan
ekonomi yaitu,
a. kebijakan
dibidang ekonomi:
1. menjual
tanah kepada swasta
2. memaksa
rakyat menyerahkan sebagian hasil pertanianya
3. memungut
pajak (contingenten)
4. mewajibkan
rakyat bekerja paksa (rodi)
b.
kebijakan di bidang politik
1. membatasi
kekuasaan raja
2. membagi
jawa menjadi Sembilan karasidenan
3. melarang
bupati mengambil uoeti dari rakyat
4. menggaji
bupati di Jawa sebagai pegawai pemerintahan
penjualan
tanah didaerah Bogor dan Probolinggo kepada para pengusaha swasta merupakan
kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Leh karena itu, pada tahun 1811
Daendels dipanggil kembali ke Belanda. Selanjutnya Louis Napoleon mengangkan
Jansenssebagai Gubernur jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
2.
Pemerintahan
Jansens pada tahun 1811
Jansens merupakan gubernur jenderal
yang kedua di Jawa menggantikan Daendels. Pada masa pemerintahan jansens,
pengaruh inggris sudah masuk didaerah ternate, tidore, ambon. Pada tanggal 11
Agustus 1811, inggris berhasil menduduki daerah Batavia, Jatinegara, Bogor,
Cirebon, bahkan berhasil mendirikan kongsi dagang (EIC) di Batavia. Sehingga
kekuasaan Jansens di Jawa semakin terdesak dan menyerah tanpa syarat kepada
Inggris. Belanda akhirnya menyerahkan Jawa kepada Inggris melalui perjanjian
yang biasa dikenal dengan istilah Rekapitulasi Tuntang, yang isinya:
1.
Seluruh Jawa diserahkan kepada Inggris
2.
Semua serdadu menjadi tawanan dan semua pegawai yang mau kerjasama
dengan Inggris, dapat terus memegang jabatannya
3.
Semua hutang-piutang pemerintah Belanda yang dulu, tidak akan ditanggung
Inggris.
3.
Pemerintahan
Stamford Raffles pada tahun 1811-1816
Pada masa penjajahan
Inggris wilayah Hindia Belanda secara ekonomis dan politis bersatu dengan
wilayah India. Perusahaan dagang Inggris, East Indian Company (EIC) yang
berpusat di Kalkuta, India, dan dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto
merupakan lembaga yang menguasai wilayah perdagangan di Hindia Belanda. Pada
waktu itu, wilayah Hindia Belanda berada di bawah pemerintahan Gubernur
Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816). Berbeda dengan Daendels, Raffles
lebih bersifat liberal dalam menjalankan pemerintahannya. Beberapa tindakan
yang dilakukannya antara lain:
a. bidang
politik
1.
kekuasaan raja-raja dikurangi
2.
rakyat diwajibkan membayar pajak tanah
3.
penjualan tanah dijaman Daendels
dilanjutkan
4.
perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan sangat diperhatikan
5.
membagi Pulau Jawa menjadi 18
karasidenan
6.
bupati dijadikan sebagai pegawai negeri
sehingga mereka mendapat gaji bukan memiliki tanah dan hasilnya
7.
melarang adanya perbudakan
b.
bidang ekonomi:
1. menghapuskan sistem kerja paksa (rodi)
kecuali untuk daerah Priangan dan Jawa Tengah;
2.
menghapuskan pelayaran hongi dan segala jenis tindak pemaksaan di Maluku;
3.
menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan penyerahan hasil bumi;
4.
dilakukan perdagangan bebas
5.
melakukan monopoli garam
Pemerintahan Raffles di Indonesia telah member sumbangan
bagi masyarakat Indonesia yaitu,
a.
yang terdisi dari dua jilid pada tahun 1817
b.
Menemukan bunga rafflesia Arnoldi
c.
Membangun kebun raya bogor
Dalam
buku Sejarah Jawa yang ditulisnya, Raffles menggambarkan dirinya sebagai
seorang pembaru yang hebat. Namun, ternyata prinsip-prinsip pemerintahannya
tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk tidak dapat dibuktikan. Pada zaman kekuasaannya, nasib bangsa
Indonesia tidak lebih baik dibandingkan dengan zaman Daendels.
4.
Pemerintahan
Van den Bosch
Berdasarkan isi dari
Convention of London tahun 1814, Inggris harus menyerahkan Indonesia kembali
kepada Belanda sehingga Belanda kembali dapat menguasai dan menjajah Indonesia.
Pada tahun 1830 Belanda mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh adanya
pemberontakan Belgia, perang Diponegoro, dan perang Paderi yang menguras
keuangan Belanda.
Untuk mengatasi kondisi buruk tersebut,
Belanda mengangkat seorang Gubernur Jenderal yaitu Van den Bosch yang bertugas
mengisi kas keuangan yang kosong. Cara yang dilakukan Van den Bosch untuk
mengisi keuangan Belanda yang kosong adalah dengan Culture Stelsel (sistem
tanam paksa) dan politik batik saldo adalah pemasukan sebesar-besarnya tetapi
menekan pengeluaran.
a.
Tujuan culture stelsel adalah mengisi
kas keuangan Belanda yang kosong
b.
Aturan-aturan dalam pelaksanaan sistem
tanam paksa
1. Petani
wajib menyerahkan seperlima bagian tanahnya untuk ditanami tanaman wajib
2. Tanah
yang digunakan untuk tanam paksa bebas dari pajak
3. Kegagalan
panen menjadi tanggung jawab pemerintah
4. Wajib
tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga dengan bekerja diperkebunan
milik Belanda
5. Hasil
panen yang melebihi jumlah yang sudah ditentukan akan dikembalikan
c.
Pelaksanaan tanam Paksa
Pelaksanaan
sistem tanam paksa banyak mengalami penyimpangan dari aturan yang telah
ditetapkan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain.
1.
Rakyat diwajibkan menyerahkan
sebagian tanahnya
2.
Apabila gagal panen harus diganti
3.
Para petani bekerja diperkebunan
selama lebih dari 66 hari dengan tidak dibayar
4.
Pemberian culture procenten
(pemberian bonus)
d.
Dampak sistem tanam paksa
Pelaksanaan
tanam paksa dapat member pengaruh positif yaitu mengenal jenis tanaman
internasional dan mengenal cara bercocok tanam yang baik, sedangkan pengaruh
negative adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia merosot sehingga terkena
kemiskinan dan busung lapar.
Bagi
Belanda, sistem tanam paksa memberikan keuntungan yang luar biasa yaitu:
1. Mendatangkan
keuntungan dan kemakmuran bagi rakyat Belanda
2. Dapat
melunasi utang-utang Belanda
3. Penerimaan
pendapatan melebihi anggaran belanja
4. Memenuhi
kas Belanda yang semuanya kosong
5. Berhasil
membangun kota Amsterdam menjadi pusat perdagangan dunia
6. Perdagangan
Belanda berjalan pesat
Di
negeri Belanda, sistem tanam paksa ditentang, baik secara perseorangan maupun
melalui parlemen.
Tokoh Belanda yang
menentang pelaksanaan sistem Tanam Paksa di Indonesia antara lain sebagai
berikut:
·
Eduard
Douwes Dekker (1820-1887)
Eduard
Douwes Dekker atau Maltatuli sebelumnya adalah seorang reesiden di Lebak,
(serang, Jawa Barat). Ia sangant sedih menyaksikan betapaa buruknya nasib
bangsa Indonesia akibat sistem tanam paksa dan berusaha membelanya. Eduard
Douwes Dekker pilang ke negeri Belanda dan mengarang sebuah buku yang
berjudul Max Havelaar (lelang kopi
perdagangan Belanda) dan terbit pada tahun 1860.
·
Baron
Van Hoevell (1812-1870)
Semula
Baron Van Hoevell tinggal di Batavia (Jakarta), kemudian pulang ke negeri
Belanda dan menjadi anggota parlemen. Selama tinggal di Indonesia, Baron Van
Hoevell menyaksikan penederitaan bangsa Indonesia akibat sistem Tanam Paksa.
Fransen van de Putte menulis sebuah buku yang terkenal dengan judul Suiker
Contracten (kontrak-kontrak Gula). Kedua tokoh itu juga berjuang keras
menghapuskan sistem tanam paksa melalui perlemen Belanda
·
Golongan
Pengusaha
Golongan
pengusaha menghendaki kebebasan berusaha dengan alas an bahwa sistem tanam
paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.
5.
Reaksi
Masyarakat Indonesia terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia
Pada abad ke-19 banyak
terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap colonial Belanda yang dilatar
belakangi oleh tindakan sewenang-wenangan pemerintah kolonia Barat yang
merugikan masyarakat Indonesia. Disamping itu, juga disebabkan oleh kekuasaan
pemerintah kolonial yang semakin kuat dan luas, sedangkan kekuasaan pemerintah
local Indonesia semakin sempit dan merosot. Rakyat Indonesia di berbagai daerah
melakukan perlawanan yang bersifat konfrontasi yang memiliki cirri antara lain,
tergantung pada pemimpin, bersifat kedaerahan, dan menggunakan kekuatan fisik
atau senjata.
Atas dukungan seluruh
rakyat, para pemimpin diberbagai daerah melawan kekuasaan asing. Hal itu
ditandai dengan adanya perlawanan-perlawanan antara lain,
·
Perang Paderi di Sumatera
·
Perang Puputan Margarana di Bali
·
Perang Diponegoro di Jawa
·
Perlawanan Rakyat di Saparua
·
Perang Banjar di Kalimantan
·
Perang di Sulawesi Selatan
6.
Politik
Etis
Secara bertahap sistem
Tanam paksa mulai dihapis oleh Van Deventer (anggota tweede Kamer atau DPR) dan
menulisnya dalam majalah De Gid yang sisinya bahwa bangsa Belanda merasa
berhutang kepada rakyat Indonesia atas pelaksanaan Tanam Paksa. Untuk itu,
pemerintah Belanda harus membalas kebaikan budi dengan cara
meningkatkankesejahteraan rakyat Indonesia.
Adapun bentuk balas budi yang
lebih dikenal dengan nama Trias Van Deventer,
yaitu sebgai berikut:
a.
Irigasi, pemerintah harus memperbaiki
atau membangun irigasi untuk mengairi sawah petani sehingga pendapatan petani
meningkat
b.
Edukasi, untuk meningkatkan kecerdasan
rakyat Indonesia hendaknya pemerintah membuka sekolah-sekolah
c.
Transmigrasi, untk mengurangi kepadatan
penduduk di pulau Jawa, pemerintah harus memindahkan penduduk ke luar Jawa dan
ditempat yang baru pemerintah harus member fasilitas untuk berusaha.
Usulan Van Deventer kepada pemerintah
Belanda memang dipenuhi. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan
kepentingan pemerintah Belanda. Seperti membuka sekolah-sekolah jumlah dan
jenisnya sangat terbatas disbanding dengan jumlah yang membutuhkanya. Pembukaan
sekolah itu ternyata bertujuan untuk mendapatkan tenaga terdidik denga upah
yang rendah. Unruk irigasi dibangun hanya didaerah sekitar perusahaan milik
Belanda dan Asing, sedangkan irigasi yang digunakan oleh petani sangatlah
terbatas. Demikian juga transmigrasi, penduduk dipindahkan ke luar Jawa. Akan
tetapi, di tempat yang baru mereka hanya disediakan tanah garapan tanpa
fasilitas yang memadai.
7.
Sistem
Usaha Swasta
Pada akhir abad ke-19,
pemerintaha Hindia-Belanda mempunyai niat untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan cara menerapkan politik terbuka atau Open Door Poilcy. Pemerintah
yaitu Belanda membuka pintu lebar-lebar masuknya modal asing ke Indonesia dalam
bentuk perusahaan-perusahaan. Dengan masuknya modal asing perusahaan,
diharapkan dapat dapat bekerja disamping pekerjaanya sebagai petani.
Dalam kenyataanya, masuknya modal asing
tidak menambah kesejahteraan, melainkan rakyat menderita. Hal ini disebabkan
oleh:
a.
Rakyat tidak berpengalaman dan tidak
memiliki keahlian untuk bekerja di perusahaan
b.
Para pekerja Indonesia hanya diberi
gaji yang kecil dan sebagai tenaga kasar. Sehingga gajinya tidak mencukupi
kenutuhan
c.
Tempat mereka bekerja terlalu jauh,
sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengolah tanah pertanianya.
Untuk mereka yang bekerja diperkebunan di luar Jawa, lebihmenderita karena pada
umumnya mereka bekerja sebagai kuli kontrak. Karena tidak mampu bekerja berat
dan upah yang kecil, mereka banyak yang melarikan diri dari tempat bekerja.
Untuk mengantisipasi hal tersebutpemerintah mengeluarkan aturan yang disebut
Poenal Sanctie yaitu ancaman hukuman berat bagi pekerja yang melarikan diri
dari tempat bekerja sebelum masa kontraknya berakhir.
E.
Dampak
Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Perubahan-perubahan politik, sosial,
dan ekonomi sebagai akibat dari perluasan kolonialisme dan imperialism di
Indonesia. Kedatangan bangsa barat untuk berdagang di Indonesia kemudian
menimbulkan perubahan di bidang politik, ekonomi dan sosial.
1. Perubahan di bidang Politik
Perubahan
yang sangat jelas adalah dibidang politik. Bangsa barat yang datang ke
Indonesia selalu berusaha untuk mengadakan pendekatan dan kemudian mempengaruhi
raja-raja di Indonesia. Selanjutnya hubungan dagang berubah menjadi penetrasi.
Portugis dan Belanda mengambil kesempatan pada setiap perselisihan yang terjadi
di dalam lingkungan kerajaan, sehingga dengan demikian wilayah kekusaan
raja-raja semakin dipersempit. Dengan member bantuan salah satu pihak yang
sedang berselisih, maka Belanda akan memperoleh imbalan berupa daerah atau hak
tertentu. Bemteng-benteng yang didirikan, hakikatnya adalah pembatasan gerak
langkah bagi penguasa di daerah itu. Belanda juga menjalankan sistem monopoli
dengan melakukan perjanjian-perjanjian dengan penguasa setempat, antara lain
perjanjian Bongaya dan perjanjian Giyanti. Selain dengan penguasa di daerah
Belanda juga mengadakan perjanjian dengan bangsa barat antara lain traktat
London dan traktat Sumatra.
2. Perubahan di Bidang Ekonomi
Kedatangan
bangsaa barat untuk berdagang telah menimbulkan perubahan besar-besaran di Asia
khususnya di Indonesia. Penguasaan Malaka oleh Portugis pada tahun 1511
mengakibatkan jalur pelayaran mengalami perkembangan baru. Menjadi Bandar baru
seperti Kota-kota di pantai utara Jawa menjadi Bandar baru seperti Demak, tuban
dan Gresik. Begitu juga pula banten, di Selat Sunda menjadi ramai sebagai jalur
perdagangan. Sistem monopoli ditetapkan Belanda di Maluku dan diikiuti dengan
pelaksanaan ekstirpasi di Indonesia. Sehingga Indonesia kemudian mengenal
berbagai paja seperti Upeti, pajak haisl bumi, penyerahan wajib dan land ront.
Setelah Belanda menerapkan pelaksanaan tanam paksa, Indonesia memperoleh banyak
perubahan di Bidang Ekonomi. Beban yang dipikul pemilik tanah pada waktu tanam
paksa sangatlah berat, sehingga ada kecenderungan untuk menyerahkan tanah
kepada warga atau desa yang lain, maka muncullah tanah komunal. Peperangan yang
timbul sebagai perlawanan terhadap penjajah menyebabkan banyak daerah yang
ditinggalkan penghuninya untuk kemudian diisi oleh penduduk desa lain. Beban
berat dalam pengangkutan saat peperangan menyebabkan perubahan struktur
masyarakat pedesaan dan pemilikan atas tanah. Namun, tanam paksa membawa
kemajuan ekspor bagi Indonesia, akan tetapi hasilnya hanya dinikmati oelh
penjajah, meskipun demikan rakyat juga mengenal jenis tanaman ekspor dan
memeliharanya.
3. Perubahan Di Bidang Sosial
pengaturan
tanah kembali oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan memberikan tanah kepada
rakyat untuk ditanami secara bebas tidak membawa banyak perubahan, karena
rakyat masih dibebani dengan pajak hasil bumi. Masa pemerintahan Daendels,
rakyat semakin menderita karena diperkerjakan secara paksa dalam kerja rodi.
Kerja paksa ini diperuntukan membuat jalur raya dari Anyer sampai Penarukan.
Pelapisan dalam masyarakat masih terjadi, dimana kedudukan raja dan bangsawan
sebagai penguasa kedua, sedangkan rakyat
jelata kedudukanya yang terendah. Penguasa tertinggi dipegang oleh Belanda,
pemerintah Hindia-Belanda melaksanakan politik etis yaitu politik balas budi.
4. Perubahan Budaya
Di
bidang budaya, sedikit demi sedikit mulai terasa masuknya pengaruh tata
kehidupan barat dalam masyarakat Indonesia. Cara pergaulan, gaya hidup, bahasa
dan cara berpakaian barat mulai dikenal.
F.
Perlawanan-Perlawanan
Rakyat dan Kerajaan-kerajaan di Nusantara daalam Menentang Kolonialisme dan
Imperialisme Barat
1.
Periode
sebelum tahun 1800
Sejak
kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, sebenarnya sejak itu pula bangsa
Indonesia bangkit melakukan perlawanan. Mereka datang tidak hanya untuk
berdagang tetapi juga untuk menjajah. Berbagai tindakan yang mereka lakukan
diluar batas kemanusiaan memotivasi rakyat untuk mengobarkan semangant
perjuangan mengusir penjajah disetiap daerah yang dikuasai, seperti:
a. Sultan
Baabullah dari Maluku yang berhasil mengusir Portugis
b. Adipati
Unus (Pangeran Sabrang Lor) menyerang Portugis di Malaka
c. Fatahillah
yang dapat menduduki Jawa Barat dari ancaman Portugis di Malaka
d. Sultan
Iskandar Muda dari Aceh yang melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka
e. Sultan
Agung dari Mataram menyerang Belanda di Batavia dan melakukan blockade ekonomi
f. Sultan
Ageng Tirtayasa dari Banten melakukan tindakan nonkooperatif terhadap Belanda,
namun pengikut Sultan Haji (anaknya) minta bantuan VOC, akhirnya Sultan Ageng
Tirtayasadapat ditundukkan
g. Sultan
Hassanudin (Ayam Jantan dari Timur) dari Makassar juga berjuang mengusir Belanda.
Dengan adanya pengkhianatan dari Aru
Palaka, akhirnya Sultan Hasanudin harus menandatangani “perjanjian Bongaya”
(1667), yang isinya:
1. VOC
memperoleh Hak Monopoli dagang di Makassar
2. Makassar
harus melepaskan semua daerah kekuasaanya
3. Belanda
dapat mendirikan benteng di Makassar (benteng rotterdams)
4. Aru
Palaka diakui sebagai Raja Bone
2.
Periode
sesudah Tahun 1800
a.
Perang
Pattimura
1. Sebab
terjadinya perang
·
Penindasan Belanda sejak zaman VOC
terhadap rakyat Maluku
·
Diberlakukanya kembali penyerahan wajib
dan kerja wajib
·
Sifat kritis rakyat Maluku
·
Pengerahan tenaga kerja untuk menjadi
serdadu Belanda
·
Pembayaran barang yang tidak sesuai
dengan harga pesanan oleh Residen Van den Berg
2. Jalanya
Perang
Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh
Thomas Matulesi (Pattimura) diawali dengan penyerangan benteng Duurstede di
Saparua. Dalam pertempuran itu, Residen Van den Berg terbunuh . pertempuran
meluas ke seram, Hitu, Ambon, dan Haruku. Pertempuran mulai berkurang setelah
banyak pemimpin mereka ditangkap Belanda, seperti Thomas Matulesi, ANTONI
Ribok, Said Parintah, dan Lukas Latu Mahina, juga seorang pejuang wanita
Christina Martha Tiahahu.
3. Akhir
Perang
Thomas Matulesi (Pattimura) dan
kawan-kawanya harus menjalani hukuman gantung pada 16 Desember 1817, sedangkan
Christina dibuang Belanda ke laut Banda.
b.
Perang
Paderi (1821-1838)
Perlawanan kaum Padri dipimpin oleh
Malin Basa (yang kemudian dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol). Tuanku
Nan Gapuk dan Tuan nan Cerdik yang dimulai sejak tahun 1821 sampai dengan tahun
1837. Perang Padri di Sumatera Barat disebabkan oleh factor-faktor sebagai
berikut:
1. Berkembangnya
islam tasawuf yang dianggap menyimpang oleh Tuanku Imam Bonjol
2. Perbedaan
pendapat antara kaum adat dan kaum Padri
3. Berlakunya
hukum adat matrilineal (warisan adat lama yang menerima warisan itu kaum ibu)
sedangkan menurut islam adalah patrilineal
4. Perebutan
pengaruh antara kaum padre dalam masyarakat
5. Adanya
campur tangan Belanda di Sumatera Barat
Ketika tahun tahun
1821, pertentangan antara orang-orang padre dengan adat semakin meruncing. Kaum
Padri yang tidak berhasil menyelesaikan pertikaian dengan jalan damai akhirnya
mengambil jalan kekerasan.
Kekuasaan kaum padri
secara nyata berada didaerah pedalaman dan juga wilayahnya semakin bertambah
luas, karena kampong demi kampong berhasil dikuasainya. Dengan demikian,
kedudukan kaum adat makin terdesak dan akhirnya meminta bantuan kepada pihak
Belanda di Batavia dan perang pun meletus.
Perang Paderi di
Sumatera barat dibagi menjadi tiga periode yaitu, periode pertama (1821-1825),
periode kedua (1825-1830), dan periode keitga (1830-1837). Imam Bonjol sebagai
pemimpin kaum Padri yang terakhir hanya deapat bertahan sampai tahun 1837. Pada
tanggal 25 Oktober 1837 Belanda mengajak berunding, ia ditipu dan kemudian di
tangkap. Selanjutnya ia dibawa ke Batavia dan kemudian di Minahasa sampai
meninggal dikampung Luta pada tahun 1864 dalam usia 92 tahun. Dengan
berakhirnya perang Padri pada tahun 1837, seluruh SumateraBarat jatuh ke tangan
Belanda.
c.
Perang
Diponegoro (1825-1830)
1. Sebab
umum
Sebab umum perang Diponegoro adalah
penderitaan rakyat akibat tindakan Belanda, kekuasaan raja Mataram semakin
kecil, kewibawaan penguasa semakin merosot, dan penghasilan kaum bangsawan
semakin dikurangi.
2. Sebab
Khusus
Pembuatan jalan melalui makam leluhur
Pangeran Diponegoro di Tegal Rejo
3. Jalanya
perang
Karena Pangeran Diponegoro dan
Mangkubumi tidak mau berunding, Belanda melakukan serangan ke Selarong.
Diponegoro membangun kekuatan dibantu Sentot Ali Basa Prawirodirdjo dan Kyai
Mojo, jjuga Pangeran Mangkubumi.
Taktik perlawanan yang dilakukan dengan
perang Gerilya. Pasukanya dibagi kedalam beberapa kesatuan yang diberi nama
Turkiyo, Bulkyo, Arkyo dan lain-lain. Daerah-daerah yang dijadikan markas
Gerilya adalah Kalisoko, Selarong, Dakso, dan Plered. Sebagai pusat
pemerintahan adalah Gawok, Pengasih dan Kedu. Tahun 1826 dalam pertempuran di
Ngalengkong, pasukan Diponegoro memperoleh kemenangan sehingga rakyat
menobatkan Diponegoro yang gigih. Belanda menggunakan siasat benteng stelsel,
yaitu membangun benteng disetiap daerah yang berhasil dikuasai Belanda. Dengan
siasat ini, ruang gerak Pangeran Diponegoro dan pasukanya semakin sempit,
sehingga mudah ditundukkan. Tampaknya dalam pasukan Pangeran Diponegoro sendiri
mulai terjadi perselisihan tentang siasat perang gerilya antara Pangeran Diponegoro dengan
Kyai Mojo dan Sentot Prawirodirdjo, sehingga satu persatu memisahkan
diribersama para pengikutnya. Hal inilah yang menyebabkan lemahnya kekuatan
Dipinegoro sehingga mudah ditundukkan Belanda.
4. Akhir
Perang
Kyai Mojo dapat ditangkap dan
diasingkan ke Manado hingga wafat pada 21 Desember 1849. Sentot Prawirodirdjo
dapat dibujuk dan menyerahkan diri pada 20 Oktober 1829, yang kemudian dikirim
ke Minangkabau menghadapi perang Padri. Sedangkan Pangeran Diponegoro dengan
alas an untuk diajak berunding dapat ditangkap dan diasingkan di Batavia lalu dipindahkan ke Makassar
(benteng Rotterdams) hingga meninggal pada 8 Januari 1855.
5. Akibat
Perang
·
Kekuasaan dan wilayah Sultan Yogyakarta
dan Sunan Surakarta berkurang
·
Yogyakarta dan Solo dijadikan daerah
tanam paksa
·
Kerugian besar, baik harta maupun Jiwa
·
Dihapuskanya peraturan yang merugikan
rakyat
d.
Perang
Aceh
1. Sebab
umum
·
Adanya traktat Sumatra yang member
keleluasaan Belanda memperluas daerah pengaruhnya di Sumatra
·
Dibukanya terusan Zuesbmembuat
pelayaran internasional dari Eropa ke Asia melalui Aceh
·
Belanda mengklaim wilayah Sumatra Timur
yang merupakan kekuasaan Aceh
2. Sebab
Khusus
Aceh menolak tuntutan Belanda untuk
tidak berhubungan dengan bangsa asing kecuali Belanda dan Aceh ingin
mempertahankan kedaulatanya.
3. Jalanya
Perang
Pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda
mengumumkan perang kepada Aceh yang dipimpin Jenderal Kohler. Pasukan Aceh
dengan semangat perang Jihat fi Sabilillah (perang suci di Jalan Allah)
menghadapi Belanda hinggs menewaskan Jenderal Kohler. Dengan ditambahnya
pasukan yang dipimpin Jenderal J. Van Swieten, Belanda dapat menguasai kota
Raja. Perang masih teteap berkobar dengan silih bergantinya panglima perang dan
penambahan pasukan, tetapi tidak menghalangi pejuang-pejuang Aceh untuk
mengusir penjajah, sehingga Belanda hanya bertahan pada daerah-daerah yang
didudukinya saja.
Pada 1893, Teuku Umar menyerah kepada
Belanda sebagai siasat perang. Ia berpikir kekuatan Belanda tidak dapat
dikalahkan tanpa adanya senjata yang lengkap dan memadai. Setelah memperoleh
persenjataan lengkap dari Belanda, Teuku Umar menyusun kekuatan lagi dan
bergabung dengan kesatuan-kesatuan rakyat Aceh yang dipimpin oleh para
bangsawan seperti Teuku Cik Di Tiro. Belanda yang merasa kewalahan menghadapi
perlawanan Aceh akhirnya mengirim dokter snouck Hurgronye untuk mempelajari
adat Istiadat dan keadaan sosial budaya Aceh. Hasil penelitianya ditulis di
buku De Atjeher yang menyarankan:
·
Para pemimpin dan ulama aceh harus
ditangkap
·
Segera dibentuk pasukan gerak cepat
(marsose) yang dipimpin jendral Van Heuts
·
Pemimpin yang ditangkap harus
menandatangani perjanjian tunduk kepada Belanda
·
Adanya gerakan pasifikasi, yaitu
perdamaian dan rehabilitasi sarana dan prasarana kepentingan umum
·
Taktik politik devide at impera.
Untuk
itu dikirimlah jenderal Van Heutz melakukan serangan sapu rata bersama pasukan
marsose di Aceh besar, Pidie, dan Samalanga. Sementara itu, dalam menguasai
daerah pedalaman, Belanda mengirim Jenderal Van Daalen, sehingga dengan
demikian Belanda berhasil menguasai Aceh.
4.
Akhir Perang
Terhadap
kerajaan-kerajaan, belanda mengikatnya dengan Perjanjian Pendek, yang isinya :
·
Mengakui daerahnya merupakan bagian
kekuasaan Belanda
·
Tidak akan berhubungan dengan bangsa
asing
·
Akan menaati perintah Belanda
Dalam
pertempuran di Meulaboh, Teuku Umar gugur (11 Februari 1899). Sementara itu,
Panglima Polim dan sultan Daudsyah menyerah (1903), sedang Cut Nyak Dien tertangkap
dan dibuang ke Sumedang hingga wafat (16 November 1908) dan Cut Meutia gugur
dalam pertempuran di Hutan Pasai( 24 Oktober 1913)
e.
Perang
Bali
1.
Sebab terjadinya perang
·
Raja-raja di Bali diharuskan mengakui
kekuasaan Belanda atas Bali
·
Raja-raja Bali harus melindungi
perdagangan Bali
·
Dihapuskanya hak tawan karang, yaitu
hak raja untuk merampas muatan kapal yang terdampar di wilayah perairanya
2.
Jalanya perang
Pada
tahun 1846, Belanda menyerang Buleleng dan menduduki ibukota kerajaan
Singaraja. Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem dan patihnya, I Gusti
Ketut Jelantik menyingkir ke Jagaraga untuk menyusun kekuatan. Tahun 1948,
Belanda melakukan serangan kedua dengan bantuan pasukan Batavia tetapi gagal,
sehingga hal ini menambah semangat raja-raja di Karangasem, Klungkung, Mengawi
dan Badung untuk bersatu dengan Buleleng. Pada tahun 1849, Belanda dipimpin
Jendral A.V. Michiels dan Van Swieten berhasil merebut benteng pertahanan di
Jagaraga, sehingga pertempuran ini disebut puputan Jagaraga. Semangat perang
puputan terjadi dimana-mana seperti puputan Kasamba (benteng pertahanan
klungkung), puputan Badung, puputan Klungkung, maupun perlawanan di Tabanan
yang disebut Balikan Wongaya.
f.
Perang
Banjarmasin
1.
Sebab terjadinya perang
Intervensi
Belanda dalam menentkan politik kerajaan dan terjadinya perang saudara untuk
memperoleh kekuasaan.
2.
Jalanya perang
Ketika
terjadi perebutan kekuasaan antara kelompok pangeran Tamjid Illah , KELOMPOK
Pangeran Prabu Anom, dan kelompok Pangeran Hidayatullah, Belanda memihak Tamjid
Illah dengan mengangkatnya sebagai Sultan Kerajaan Makassar yang dibenci
rakyat. Dengan adanya kekacauan dilingkungan keratin, tampilah Pangeran
Antasari melawan Belanda yang kemudian di dukung Pangeran Hidayatullah.
3.
Akibat perang
Pengeran
Hidayatullah dapat di tawan Belanda dan dibuang ke Cianjur, sedang Pangeran
Antasari meninggal dalam pertempuran pada tahun 1862.
g.
Perang
Batak
1.
Sebab terjadinya perang
Kerajaan
Batak terletak di daerah Tapanuli. Pusat pemerintahan di Bakara dan raja
terakhir adalah Si Singamangaraja XII. Adapun penyebab peranng abatak adalah
kekuasaan Raja Si Singamangaraja XII semakin sempit dan Belanda ingin Pax
Netherlandica.
2.
Jalanya Perang
Dalam
rangka pembentukan Pax Netherlandica, Belanda ingin menguasai seluruh Tapanuli
dan Sumatra Timur dengan menempatkan pasukanya di Taruntung dan
perlindungan terhadap penyebaran agama
yang dipimpin Nommensen. Tahun 1878, Si Singamangaraja menyerang Belanda di
Tapanuli utara kemudian ke Bakal batu,
Buntar, si Borong-borong, Balige, Lumban, Julu, Laguboti, maupun di
pak-pak Dairi. Pasukan Morsose Belanda
dipimpin kapten Christoffle dapat menguasai gerakan Si Singamangaraja XII dan
pasukanya.
3.
Akhir perang
Dalam
pertempuran di Simsin gugurlah Si Singamangaraja XII bersama anaknya yaitu
Lapian Patuan Nagari dan Patuan Ageng.
Perlawanan-perlawanan
menentang pasukan Belanda juga terjadi di daerah-daerah lain di seluruh
Indonesia, seperti perlawanan kongsi dagang Cina di Kalimantan, perlawanan
Raden Intan di Lampung, dan perlawanan Sultan Siale di Sumatera Utara. Selain
itu juga terjadi gerakan-gerakan sosial yang menentang pemunguntan pajak atau
bentuk penindasan lain seperti:
·
Gerakan Kyai Saman (1890) yang terjadi
di Rembang
·
Pemberontakan Kamang di Agam (1908) di
Sumatra barat
·
Pemeberontakan petani di Jambi (1916),
di Toli-Toli, Sulawesi Utara (1920), di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (1919),
di Garut dan Ciamis (1919.
G.
Latar
Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional
Pergerakan Nasioanal adalah suatu
bentuk perlawanan terhadap kaum penjajah yang dilaksanakan dengan tidak
menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak
dibidang sisal, budaya, ekonomi, dan politik. Demikian halnya dengan pergerakan
nasional yang terjadi di Indonesia.
1. Bidang Politik
Kekuasaan
emerintah kolonial sangat kuat dalam masyarakat Indonesia, sehingga mampu
menggeser kekuasaan para penguasa pribumi. Kedudukan mereka hanya sebgai alat
pembantu pemerintahan kolonial di Indonesia. Sehingga dalam menjalankan
pemerintahan sesuai dengan keinginan Belanda. Segala kegiatan mereka diawasi
oleh Belanda secara ketat. Apabila terjadi penyimpangan akan di pecat, sehingga
rakyat menganggap mereka sebagai bagian dari pemerintah kolonial. Oleh karena
itu rakyat tidak lagi memiliki tempat untuk mengadukan nasib dan melindungi
kepentingan mereka.
2. Kondisi ekonomi
Sistem
ekonomi liberal menyebabkan kesejahteraan masyarakat mengalami kemerosotan.
Industri kecil banyak yang bangkrut karena tidak mampu lagi bersaing dengan
industry modern Belanda.
Sehingga
banyak rakyat Indonesia yang menjadi buruh di pabrik atau perkebunan dengan
upah yang sangat rendah. Oleh karena itu, rakyat Indonesia tidak mampu lagi
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Kondisi pendidikan
Sistem
pendidikan di Indonesia baru mengakami perkembangan setelah adanya politik etis
atau politik balas budi yang dikemukakan oleh Van Deventer. Sejak saat itu,
pemerintah kolonial beanda memprogramkan penyebarluasan pemdidikan dengan
membangun sekolah-sekolah. Untuk anak-anak Bumi Putera kalangan bawah,
didirikan sekolah dasar putera kelas dua (de tweede klasse). Untuk anak Bumi
putera kelas menengah, didirikan sekolah dasar bumi putera kelas satu selama 6
tahun. Sedangkan untuk anak Eropa didirikan sekolah kusus yaiu ELS (Europe
Lagere School). Untuk lapisan sangat bawah pemerintah kolonial
mendirikansekolah rakyat Volkschool yang kemudian dapat melanjutkan kesekolah
menengah vervokschool), sedangkan untuk lapisan menengah didirikan HIS (Holland
Island School) kemudian dapat melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreit Logere
Onderwijs) atau dapat melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan seperti sekolah
guru (kweekschool) dan sekolah calon pegawai (Opleidingschool Voor Inlandsche
Ambtenaren) sedangkan yang ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi harus ke Eropa.
Para pelajar pelajar Bumi Putera yang sekolah di Eropa dapat mengetahui
perkembangan yang terjadi di Barat dan membandingkan kondisi yang ada di
Indonesia. Sehingga mampu menumbuhkan kesadaran mencapai kemajuan sebagai
syarat menuju pembebasan bangsa dari penindasan kolonial. Sebagian besar dari
mereka berpartisipasi aktif dalam pergerakan nasional, bahkan menjadi contoh
utama dalam berbagaai organisasi.
4.
Kondisi
sosial
Pemerintah
kolonial membentuk kelas sosial yang didasarkan pada diskriminasi rasa tau warna
kulit, sehingga status bangsa Indonesia lebih rendah dari bangsa Timur Asing
(can, arab, dan India). Dikalangan militer, pegawai pemerintah dan sekolah
dibedakan. Bahkan fasilitas-fasilitas umum juga dibedakan.
Sedangkan
pengaruh dari luar negeri berasal dari perkembangan nasionalisme dari beberapa
negara di Asia maupun Eropa yaitu:
v Modernisasi di Jepang, pada
pertengahan abad ke-19, Jepang melancarkan modernisasi dengan cara mengadaptasi
peradaban barat dan menggunakanya sebagai senjata menghadapi pemerintah
kolonial barat.
v Pergerakan nasional di India, kaum
nasional India memperjuangkan swaraj (pemerintah sendiri) untuk lepas dari
Inggris, sehingga Mahatma Gandhi mencanangkan perjuanganya berdasarkan Ahimsa,
Hartal, Satyagraha, dan Swadeshi.
v Gerakan nasionalis di Filiphina
v Gerakan nasional di Cina, gerakan
yang dilakukan Sun Yat Sen dapat menumbangkan kekuasaan Dinasti Mancu yang
telah terpengaruh oleh bangsa barat di Cina.
v Gerakan pembaharuan Islam, banyak
tokoh-tokoh pembaharu islam yang mempengaruhi pemikiran orang Indonesia untuk
berjuang membebaskan diri dari penjajahan barat dengan senjata dasar ajaran
agama
v Gerakan nasionalis Di Amerika
Dari
paparan diatas dapat disimpulkan beberapa hal yang mendorong lahirnya
kebangkitan nasional adalah sebagai berikut
ü Factor
dari dalam negeri
1. Adanya
politik etis
2. Munculnya
kaum terpelajar
3. Penderitaan
dan kesengsaraan rakyat
4. Kenangan
kejayaan masa lampau
ü Factor
dari luar negeri
1. Perang
jeepang-rusia tahun 1904-1905, kemenangan di pihak Jepang
2. Pegaruh
hak menentukan nasip sensiri sesuai yang dianjurkan oleh presiden Ameerika
Wilson
3. Pengaruh
nasionalisme bangsa lain.
H.
Awal
Munculnya Kesadaran Naional
Peranan pendidikan sangatlah menentukan
munculnya golongan baru yaitu golongan intelegensia. Proses modernisasi yang
tumbuh dalam masyarakat Indonesia pada tahap awal memiliki cirri-ciri sebagai
berikut:
1.
Tumbuhnya organisasi modern
2.
Tumbuhnya golongan terpelajar Indonesia
yang dapat melihat lebih tajam akibat penjajahan
3.
Tumbuhnya kesadaran kebngsaan melalui peristiwa
lahirnya Budi Utomo dengan Sumpah Pemuda dan puncaknya yaitu Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
4.
Berorientasi pada organisasi modern
Pendidikan telah menyadarkan bangsa
Indonesia untuk mengenal dirinya sendiri. Pemimpin bangsa Indonesia pada tahap
awal, sekolah-sekolah didirikan oleh bangsa Belanda bukan untuk mencerdaskan
bangsa Indonesia, tetapi semata-mata untuk memenuhi tenaga rendah dan menengah
yang diperlukan oleh Belanda. Disadari pula bahwa politik etis yang
dilaksanakan oleh Belanda pada permulaan abad ke-20 tidak dimaksudkan untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat melainkan lebih mengurus kepada proses
pembaratan bagi penduduk bumi putera. Proses pembaratan ini merupakan usaha
untuk menguasai oenduduk bumi putera dan berbagai aspek kehidupan. Sesuai
dengan perkembangan ekonomi di satu pihak dan perluasan pemerintah serta
administrasi di pihak lain, timbullah kebutuhan akan tenaga terdidik. Untuk
memenuhinya pemerintah kolonial telah mendirikan sekolah-seklah. Semula hanya
terbatas sampai teingkat rendah saja dan baru dalam dasawarsa kedu abad ke-20
dibuka sekolah tingkat menengah dengan
tingkat tinggi pada tahun 1920.
Sekolah-sekolah pada zaman kolonial
Belanda dibedakan menjadi delapan, yaitu sebagai berikut:
1.
Sekolah Eropa, sekolah ini memakai
model sekolah negara. Belanda dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dasar
diintegrasikan dalam ELS atau HIS. Lama pendidikan sekolah tujuh tahun
2.
Sekolah lanjutan HBS (Sekolah tinggi
warga negara) lama pendidikan lima tahun dan AMS setingkat SMA.
3.
Sekolah bumi putera, sekolah kelas dua,
lama sekolah lima tahun, dengan bahasa pengantarnya bahasa daerah
4.
Sekolah desa , lama pendidikan tiga
tahun dan bahasa pengantarnya bahasa daerah
5.
Sekolah lanjutan sekolah desa, lamanya
dua tahun, bahasa pengantarnya bahasa daerah
6.
Sekolah peralihan dari sekolah desa
tiga tahun kesekolah berbahasa belanda, lama pendidikan lima tahun
7.
Sekolah lanjutan pertama MULO setingkat
SMP
8.
Stovia disebut juga sekolah dokter
jawa, dari MULO, lama pendidikan tujuh tahun
Kedudukan sekolah tentu sangat
strategis dan sistem ini hanya orang-orang tertentu saja yang mengenyam
pendidikan dan dari sinilah akan munculnya kaumterpelajar yang akan
membangkitkan jiwa nasional bangsa Indonesia.
I.
Bentuk
dan Strategi Organisasi Pergerakan Nasional
Organisasi pergerakan nasional yang ada
di Indonesia dalam perjuanganya berbentuk kegiatan politik, bidang agama,
ekonomi dan pendidian. Sedangkan strategi perjuanganya disesuaikan dengan
bentuk dan cirri khas organisasi sehingga strategi ada yang bersifat kooperatif
artinya bersedia bekerjasama dengan pemerintah dan nonkooperatif artinya tidak
bersedia bekerjasama dengan pemerintah. Akan tetapi, keduanya memiliki tujuan
yang sama yaitu membentuk negara kebangsaan Indonesia.
J.
MUNCUL
DAN BERKEMBANGNYA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Kaum terpelajar atau golongan
cendekiawan dapat menjadi penggerak munculnya kesadaran berbangsa yang
diwujudkan dengan mendirikan berbagai organisasi pergerakan nasional yang
modern seperti,
1. Boedi Oetomo (BO)
Boedi
Oetomo merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama yang berdiri di
Indonesia. Pendirinya adalah mahasiswa sekolah dokter pribumi (stovia) pada
tanggal 20 Mei 1908. Tokoh organisasi ini adalah Soetomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan Ario Tirtokusumo.
Kelahiran Boedi Oetomo mengubah ciri perjuangan bangsa Indonesia.
Ø Cirri
perjuangan sebelum lahirnya Boedi Oetomo (1908)antara lain sebagai berikut:
a. Pemimpin
centris, artinya perjuangan sangat tergantung pada pemimpin, jika pemimpin
tertangkap atau wafat maka perjuangan selesai
b. Berssifat
kedaerahan
c. Dipelopori
kaum bangsawan tradisional
d. Mengandalkan
kekuatan senjata peperangan tradisional
e. Belum
ada persatuan dan kesatuan
f. Tujuan
perjuangan kurang jelas
Ø Cirri
perjuangan setelah tahun 1908 antara lain sebagai berikut:
a. Pemimpin
kolektif (bersama) artinya jika pemimpin perjuangan tertangkap, maka segera
diganti yang lain
b. Bersifat
nasional
c. Dipelopori
oleh kaum intelektual
d. Mengandalkan
perjuangan diplomasi dengan organisasi modern
e. Adanya
persatuan dan kesatuan
f. Tujuan
perjuangan jelas, yaitu Indonesia Merdeka
Boedi
Oetomo berhasil mengadakan kongres pemuda yang pertama pada tanggal 3-5 Oktober
1908 di Yogyakarta yang menghasilkan keputusan antara lain,
a. Boedi
Oetomo tidak mengadakan kegiatan politik tetapi kegiatan pendidikan dan budaya
b. Ruang
gerak Boedi Oetomo dibatasai hanya untuk Jawa, Madura dan Yogyakarta
c. Bupati
Karanganyar atau Tumenggung Tirtokusumo diangkat sebagai ketua
Sejak
kongres pertama berakhir, corak Boedi Oetomo berubah dan telah meninggalkan
prinsip dasar pembentukanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan Boedi
Oetomo hanya untuk kepentingan anggota saja yang merupakan pegawai negeri dan
priyayi. Sehingga geraknya menjadi sangat lamban, karena pegawai negeri dan
priyayi cenderung tidak mau ambil resiko diecat oleh pemerintah Belanda. Dalam
perkembanganya, organisasi ini tidak lagi diminati orang sebab bermunculan
organisasi-organisasi berwawasan nasional Indonesia. Pada tahu 1942 Dr. Soetomo
meninggalkan Boedi Oetomo dan membentuk Indonesische Studie Club.
2.
Sarekat
Islam
Sarekat
Islam (SI) merupakan kelanjutan dari organisasi sarekat dagang Islam. Sarekat
Islam didirikan oleh H. Umar Said Cokroaminoto yang diangkat juga menjadi
ketuanya. Organisasi tersebut didirikan pada bulan November 1912, yang
bertujuan untuk memajukan perdagangan, membantu anggotanya yang mengalami
kesulitan dan memajukan kepentingan Islam, serta kepentingan rohani dan
jasmani. Keanggotaan SI bersifat terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa
yang beragama islam. Sedangkan yang mengorganisir adalah para pengusaha kecil
Indnesia. Tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam pembentukan Sareka
Islam adalah Abdul Muis, Haji Agus Salim, dan H.O.S Cokroaminoto.
Pada
tahun 1913, Sarekat Islam berhasil membentuk kongres yang pertama di Surabaya
dan memiliki keputusan:
a. Sarekat
Islam bukan partai politik
b. Sarekat
Islam tidak melawan pemerintah kolonial Belanda
c. H.O.S
Cokroaminotodipilih menjadi ketua Sarekat Islam
d. Kota
Surabaya ditetapkan sebagai pusat kegiatan Sarekat Islam
3. Indische Partij (IP)
Indische
Partij )IP) didirikan pada tahun 1912 di Bandung, oleh tiga serangkai yaitu,
Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantoro, dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij
merupakan organisasi politik pertama di Indonesia yang bergerak dibidang
politik, yang memeiliki tujuan jangka pendek yaitu mempersatukan seluruh bangsa
Hindia dan tujuan jangka panjang yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia. Indische
Partij dibubarkan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 11 Maret 1913
yang disebabkan tidak diakui menjadi badan hukum dan Indische Partij ditentang
oleh Belanda sebab aktivitasnya bergerak dibidang politik yang dapat mengancam
kekuasaan Belanda di Indonesia. Perjuangan tiga serangkai setelah Indische
Partij dibubarkan melalui media massa dengan mengirimkan artikel-artikel yang
berisi kritikan pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda, sehingga akibatnya
tiga serangkai ditahan dan dimasukkan kedalam penjara. Artikel yang berisi
kritikan pedas itu berjudul “ALS, Ikeens Nederlander Was” artinya andaikata aku
seorang Belanda
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah
adalah organisasi keagaamaan yang bersaskan Islam yang bergerak di bidang
sosial. Didirikan pada tanggal 16 November 1912 di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad
Dahlan.
Tujuan
Muhammadiyah adalaah sebagai berikut:
a. Meluruskan
pendapat yang keliru mengenai ajaran Islam
b. Memperdalam
pengetahuan ajaran Islam yang berdasar al-quran dan hadist
c. Mengembangkan
pengetahuan agama yang diselaraskan dengan kehidupan modern
d. Mengajukan
pengajaran pendidikan
5. Pergerakan Pemuda
Pada
tahun 1915, di Jakarta didirikan organisasi pemuda yang bernama Trikoro Darmo
yang artinya tiga tujuan mulia yaitu, sakti, budi dan bakti. Untuk mewujudkan
ketiga tujuan itu harus diusahakan:
a. Memupuk
persaudaraan antara murid bumi putera dengan sekolah menengah dan perguruan
kejuruan yang berasal dari Jawa dan Madura
b. Menambah
pengetahuan umum bagi anggota-anggtanya
Pada
tahun 1918, diadakan kongres pertama di Solo, diputuskan nama Trikor Darmo
diubah menjadi Jong Java, dengan maksud untuk menghilangkan kesan bahwa Trikoro
Darmo seakan-akan hanya mementingkan suku Jawa saja. Pada bulan Mei 1922
mengadakan kongres dengan keputusan Jong Java tidak turut dalam kegiatan
politik karena ada larangan dari pemerintah Belanda. Adapun tokoh-tokoh Trikoro
Darmo antara lain Satiman, Wiryo Sanjoyo, Kadarman, dan Sunardi. Organisasi
Trikoro Darmo mendorong pemuda-pemuda daerah lain untuk membentuk organisasi
pemuda seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak, dan
sebagainya. Organisasi ini masih bersifat kedaerahan, namun mempunyai cita-cita
yang sama yaitu meningkatkan kesadaran rasa nasionalisme dan mendorong
keingingan untuk bersatu dalam perjuangan meraih cita-cita bangsa Indonesia.
6. Partai Komunis Indonesia
PKI
merupakan organisasi sosialis revolusioner. Organisasi ini jelmaan dari ISDV
yang didirikan oleh Sneeviet. Awalnya PKI tidak mendapat dukungan rakyat
Indonesia, kemudian melakukan pnyusupan kedalam SI yang akhirya anggota SI yang
terpengaruh paham komunis. Tujuan PKI yaitu menyebarluaskan paham sosialis
komunis dengan membangun perasaan revolusioner bagi bangsa Indonesia.
Pada
tahun 1920, PKI mengadakan kongres yang pertama, menghasilkan keputusan antara
lain sebagai berikut::
a. Menyatakan
PKI bergabung dengan komite intern
b. PKI
bersedia bekerjasama dengan pemerintah dengan mengirimkan wakilnya dalam Volk
Sraad.
Pada
tahun 1926, meletus pemberontakan di Jawa Barat dan pada tahun 1927 di Sumatera
Barat. Dengan terjadinya pemberontakan tersebut, maka PKI dibubarkan pada tahun
1927 dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
7. Taman Siswa
Taman
Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922. Taman Siswa merupakan sekolah
kebangsaan pertama di Indonesia yang didirikan olek Ki Hajar Dewantara dengan
tingkaatan sekolah dasar dan menengah. Taman Siswa mempunyai tujuan yaitu
menerapkan sistem :Among sistem” untuk menerapkan pola kepemimpinan yang
terkenal dengan semboyan sebagai berikut:
a. Ing
Ngarso Sung Tulodho artinya seorang pemimpin apabila berada di depan harus
memberi contoh
b. Ing
Madya Mangun Karsa artinya ditengah dapaat mendorong dan bekerjasama
c. Tut
Wuri Handayani artinya yang dibelakang dapat mendorong untuk maju
Ki
Hajar Dewantor dianggap sebagai pelopor pendidikan nasional, maka tanggal
lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI
didirikan pada tanggal 4Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, Mr. Sartono,
Mr. Soejadi, Mr. Iskak, dan lain-lain.
Tujuan
PNI adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka dengan asas sebagai berikut:
a. Perjuangan
berdiri diatas kaki sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan
sosial budaya yang sudah rusak oleh Belanda dengan kekuatan sendiri
b. Nonkooperasi,
yaitu tidak mengadakan kerjasama dengan pemerintah Belanda
c. Marhaenisme,
mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan (memperjuangkan rakyat
bawah)
Untuk mencapai tujuan tersebut, pada
tahun 1928 PNI mengadakan kongres yang pertama di Surabaya dan berhasil
merumuskan program kerja, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang
Politik
·
Memperkuat rasa kebangsaan
(nasionalisme) dan kesadaran akan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
·
Memajukan pengetahuan sejatah
kebangsaan
·
Mempererat kerjasama dengan
bangsa-bangsa Asia
·
Menumpas segaa rintangan bagi
kemerdekaan diri dan kehidupan politik
b. Bidang
ekonomi
·
Memajukan kehidupan rakyat dengan mencapai
perekonomian nasional
·
Membantu perdagangan pribumi dan
kerajinan (perindustrian nasional)
·
Mendirikaan bank-bank dan koperasi
c. Bidang
Sosial
·
Memajukan pendidikan dan peengajaran
yang bersifat kebangsaan atau nasional
·
Memperbaiki dan meningkatkan kedudukan
kaum wanita
·
Memerangi pengangguran
·
Memajukan transmigrasi
·
Memajukan kesehatan rakyat dengan
mendirikan pliklinik
·
Mendirikan dan memajukan sarekat buruh
Kemajuan dan keberhasilan PNI dlam
usaha mencapaai kemerdekaan mengkhawatirkan Belanda. Pada tanggal 29 Desember 1929, Ir. Soekarno,
R. Galor Mangkupraja, Masku Sumadireja, dan Supriadinata tertangkap di
Yogyakarta. Kekempat tokoh PNI tersebut diajukan kedepan pengadilan kolonial di
Bandung tanggal 18 Agustus 1930 sampai dengan 29 September 1930. Pembelaan
mereka dibacakan oleh Ir. Soekarno dalam pidato yang terkenal dengan nama
“Indonesia Menggugat”. Mereka dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang
kekuasaan pemerintah Belanda dan akhirnya mereka dijatuhi hukuman penjara dan
dipenjarakan di Sukamiskin (Bandung).
Penangkapan para tokoh PNI
mengakibatkan PNI pecah menjadi dua , yaitu sebagi berikut:
a. Yang
tidak setuju PNI dibubarkan tetap mempertahankan ideology PNI dengan nama baru
yaitu Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), dibawah pimpinan MOH. Hatta dan
Sutan Syahrir.
b. Yang
setuju PNI dibubarkan membentuk Partai Indonesia (partindo) di bawah pimpinan
Mr. Sartono.
9. Pegerakan Kaum Wanita
Pergerakan
kaum wanita dipelopori oleh R.A. Kartini. Karya R.A. Kartini diberi judul
“habis gelap terbitlah terang”. Tujuan R.A. Kartini yaitu memajukan pendidikan
dan meningkatkan harkat dan martabat derajat kaum wanita agar setara dengan
derajat kaum pria. Putri Mardiko merupakan organisasi wanita pertama
dinIndonesia, didirikan di Jakarta pada tahun 1912. Outri Mardiko mengadakan
kongres pertama tanggal 22-25 Desember 1918 di Yogyakarta, memutuskan
dibntuknya perserikatan peremuan di Indonesia sehingga tanggal 22 Desember
ditetapkan sebagai hari Ibu. Berdirinya Putri Mardiko ini diikuti oleh
organisasi –organisasi lain seperti Budi Wanito (solo), Maju Kemuliaan
(Bandung), Kartini Fonds (Semarang) dll.
10.
Gerakan
Buruh
Yang
dimaksud buruh yaitu setiap pekerja baik yang bekerja di pabrik-pabrik swasta
maupun pegawai negeri. Gerakan buruh bertujuan memperjuangkan kaum buruh untuk
memperoleh jaminan sosial yang layak. Pada bulan Desember 1919 di Yogyakarta
berdiri persatuan pergerakn kaum buruh.
Tujuan persatuan pergerakan kaum buruh untuk mengkoordinir pemogokan
kaum buruh swasta dalam menuntut kenaikan upah. Pada bulan mei 1930 para study
club di Surabaya mendirikan sentra pekerja swasta yaitu persatuan serikat
se-kerja Indonesia, dengan tujuan menuntut perbaikan nasib dan kesejahteraan
kaum buruh berdasarkan undang-undang.
K.
Proses
Terbentuknya Indentitas Kebangsaan Indonesia
1. PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia)
PPPKI
merupakan organisasi yang didirikan sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai
macam organisasi sosial politik menjadi satu, agar bisa menjadi kekuatan yang
sangat besar dalam melawan penjajah Belanda.
PPPKI
dibentuk pada tanggal 17-18 Desember 1927. PPPKI ini menampung beberapa
organisasi pergerakan nasional seperti PNI, PSI, Budi Utomo, Pasundan, Serikat
Sumatra, perkumpulan kaum betawi, dan Sindischa Study Club (Kelompok Study
Indonesia).
PPPKI
dibentuk dengan tujuan sebagai berikut,
a. Menyamakan
arah aksi kebangsaan dengan memperbaiki organisasi dan melakukan kerjasama
dalam perjuangan
b. Menghindari
perselisihan antara para anggota yang dapat melemahkan dan merugikan perjuangan.
2. Kongres Pemuda
Kongres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 20 April-2
Mei 1926 di Jakarta
Tujuannya untuk menanamkan semangat
kerja sama antar kumpulan pemuda Indonesia dalam arti luas. Kongres ini belum
membuahkan hasil Karena rasa kedaerahan yang masih kuat
Kongres Pemuda II
Diselenggaraakaan pada tanggal 27-28
Oktober 1928 di Jakarta
Hasil kongres yaitu sebagai berikut
a.
Mengikrarkan Sumpah Pemuda
b.
Merah Putih diakui sebagai Bendera
Nasional
c.
Indonesia Raya diakui sebagai Lagu
Kebangsaan
d.
Semua Organisasi Pemuda dilebur dalam
satu wadah yakni Indonesia Muda
Untuk
mengenang peristiwa tersebut setiap tanggal 28 oktober diperingati sebagai hari
Sumah Pemuda.
3.
Parindra
(Partai Indonesia Raya)
Parindra merupakan fungsi dari Budi
Utomo dan Partai Buruh Indonesia. Tujuan parindra adalah Indonesia Raya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, parindra berusaha memperkokoh semangat persatuan
kebangsaan dengan menjalankan aksi politik menuju sistem pemerintahan yang
berdasarkan demokrasi dan nasionalisme. Tokoh-tokoh Parindra adalah Dr. Sutomo,
Moh. Husni Thamrin, Sukarjo Wiro Pranoto, dan K.R.M.H Wuryaningrat.
Parindra berusaha memajukan kaum tani
dengan mendirikan rukun tani dan mendirikan buruh nasional Indonesia,
menganjurkan swadesi dalam bidang ekonomi dan mendirikan bank nasional
Indonesia
4.
Gabungan
Politik di Indonesia (GAPI)
Gabungan Politik di Indonesia didirikan
pada tahun 1839 yang merupakan gabungan dari partai-partai politik yang pada
saat itu, antara lain sebagai berikut,
a. Parindra
b. Gerindo
(gerakan rakyat Indonesia)
c. Persatuan
Minahasa
d. Persatuan
pasundan dan lain-lain
Pemimpin : Husni Thamrin, Amir
Syarifudin dan Abikusno Cokrosuyoso. Car kerja GAPI berdasarkan:
a. Hak
menentukan nasip sendiri
b. Persatuan
nasional dari seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kerakyatan dalam faham
politik, ekonomi dan sosial
c. Persatuan
aksi seluruh pergerakan Indonesia
Keputusan penting dalam kongres GAPI tanggal 25 Desember
1939
a. Penetapam
bendera merah putih sebgai bendera kebangsaan
b. Penetapan
lagu Indonesia Raya sebagai lagu persatuan Indonesia
c. Peningkatan
pemakaian bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia
d. Menuntut
kepada pemerintah Belanda agar Indonesia Berparlemen
Perjuangan GAPI untuk menuntut parlemen sendiri gagal namun
hasil perjuanganya memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia yaitu berhasil
menyatukan seluruh organisasi dalam satu wadah dan memperkuat rasa kebangsaan
sebagai modal pokok untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar