Selasa, 17 November 2015

MATERI KELAS X "KEBANGKITAN NASIONAL"



BAB 2
KEBANGKITAN NASIONAL
A.    Latar Belakang Kedatangan Bangsa Eropa Ke Dunia Timur
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….


B.    KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA
1.     Kolonialisme
a.     Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata koloni yaitu daerah pendudukan. Kolonialisme merupakan penguasaan terhadap wilayah negara lain yang ditekankan pada hasil tanah sebagai sumber kekayaan alam demi kejayaan negara-negara penjajah.
b.     Bentuk-bentuk Kolonialisme
1.     Koloni Penduduk, penduduk dari suatu negara menguasai dan menduduki suatu daerah yang dijadikan sebagai daerah koloninya kemudian menetap di daerah koloni tersebut dan mendesak dengan memusnahkan penduduk pribumi daerah tersebut
2.     Koloni kelebihan penduduk, suatu negara mengalami kelebihan penduduk, mencari daerah baru sebagai derah koloni untuk mengatasi kepadatan penduduknya
3.     Koloni Deportasi, daerah koloni dijadikan sebagai tempat pembuangan yang terdiri dari penjahat, narapidana yang dihukum seumur hidup
4.     Koloni eksploitasi, daerah koloni ini diambil seluruh kekayaan alamnya oleh negara yang menguasainya
5.     Koloni skunder, koloni ini mempunyai nilai dan kepentingan strategis wilayah walaupun terkadang tanah koloni tersebut tidak menguntungkan bagi negara yang menguasai tetap tetap dipertahankan
6.     Koloni penunjang, seperti koloni skunder biasanya meliputi kota pelabuhan, pulau kecil dan daerah tersebut berfungsi sebagai daerah penghubung bagi kepentingan strategi kolonisator
2.     Imperialisme
a.     Pengertian Imperialisme
Imperialisme berasal dari bahasa latin imperare yang artinya memerintah, yang memerintah atau orangnya disebut imperator, sedangkan daerah yang dikuasai disebut imperim.
b.     Macam-macam Imperialisme
1.     Imperialism kuno, dimulai sejak jatuhnya konstantinopel yang dipelopori oleh bangsa portugis dan spanyol. Tujuan imperialism yaitu untuk mendapatkan gold (kekayaan), gospel(menyebarkan agama/keyakinan), dan glory(kejayaan atau kebesaran nama bangsanya) , yang dikenal dengan nama Trilogi.
2.     Imperialism Modern, dimulai sujak terjadinya revolusi industry di inggris, imperialism modern bertujuan untuk mendapatkan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industry. Selain itu, imperialism modern juga memasarkan hasil industrinya.
3.     Sebab-sebab imperialism
a.     Memperoleh kejayaan, nama besar diseluruh dunia
b.     Masalah ekonomi
4.     Akibat imperialism
Bagi imperialis mendapatkan segalanya yaitu kekayaan dan kekuasaan sehingga namanya dikenal dikenal diseluruh dunia dan bangsanya menjadi makmur dan sejahtera. Bagi negara yang terjajah kekayaan semakin terkuras, hidup lebih menderita dan miskin.
C.     Imperialisme di bawah VOC
Atas prakarsa pembesar Belanda yang bernama Olden Berneveldt, semua persekutuan dagang belanda yang ada di Hindia (Indonesia) disatukan menjadi sebuah persekutuan besar. Persekutuan dagang besar di Hindia tersebut dinamakan Vereenigde Oost Indische Compagnie. VOC berdiri secara resmi pada tahun 1602 dan membuka kantor pertama di Banten (1602) yang dikepalai oleh Francois Wittert.

1.     Tujuan Dibentuknya VOC
a.     Menghindari persaingan yang tidak sehat sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan dapat diperoleh secara maksimal.
b.     Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa ataupun Bangsa Asia lainya.
c.      Membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang ingin menguasai wilayah Belanda
d.     Mendapatkan Monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Pada tahap permulaan VOC belum mempunyai kelebihan apapun disbanding dengan persekutuan dengan bangsa lain, baik dari segi modal, kapal, maupun persenjataanya. Pada saat itu VOC hanya memiliki satu kelebihan, yaitu memiliki tata kerja yang teratur, rapid an terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat. Kelebihan itu sangat menentukan keberhasilan setiap gerak langkah VOC. Belanda mengakui VOC terus bergerak maju. Tindakanya makin mantap dan pengaruhnya makin besar sehingga setapak demi setapak dapat mendesak bangsa Eropa lainya keluar dari Indonesia. VOC juga berhasil memutuskan rantai perdagangan bangsa Indonesia yang sebenarnya besar, tetapi tanpa organisasi.
2.     Hak Yang Dimiliki VOC
VOC memperoleh hak istimewa dari Ratu Elisabet berupa hak octroi yaitu hak yang berlaku seperti negara atau yang bersifat kenegaraan. yang isinya memberikan hak kepada VOC sebagai berikut.
a.  memperoleh hak monopoli perdagangan;
b. memperoleh hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri; c. dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia;
d. berhak mengadakan perjanjian;
e. berhak memaklumkan perang dengan negara lain;
f. berhak menjalankan kekuasaan kehakiman;
g.  berhak mengadakan pemungutan pajak;
h. berhak memiliki angkatan perang sendiri;
i. berhak mengadakan pemerintahan sendiri.
Melalui hak Octroi tersebut kedudukan dan kedaulatan VOC semakin kuat di Indonesia, sehingga dalam aktivitas perdagangan semakin leluasa. Untuk memperlancar pemerintahan VOC diangkat seorang Gubernur Jenderal yati Jon Piterzoon Coen. Selain Hak octroi VOC memiliki hak ekstirpasi dan monopoli. Hak ekstirpasi yaituhak untuk mengurangi hasil rempah-rempah, sedangkan hak monopoli yaitu hak untuk membeli barang-barang secara tunggal.
3.     Daerah Kekuasaan VOC
Pada awalnya VOC menanamkan kekuasaanya di Ambon, tetapi pada tahun 1609 dipindahkan ke Jayakarta (Sunda Kelapa) yang di ubah namanya menjadi Batavia. Letak Jayakarta lebih strategis jika dibandingkan Ambon karena dikenal sebagai kota pelabuhan Kerajaan Banten, sehingga sangat ramai dikunjungi para pedangang, baik local maupun asing. Di Jayakarta VOC mampu membangun loji sebagai benteng pertahanan untuk memperkuat kedudukanya di Jayakarta. Akan tetapi kedatangan Inggris di Batavia dengan mendirikan kongsi dagang EIC menyebabkan kedudukan VOC terancam. Oleh karena itu VOC menyebarkan pengaruhnya di Maluku dan di Jawa Tengah untuk bersaing dengan EIC.
4.     Monopoli Perdagangan Oleh VOC
Untuk menguasai daerah perdagangan rempah-rempah di Indonesia, VOC menggunakan sistem monopoli perdagangan. Agar monopoli perdagangan ini berhasil, dilakukan pelayaran hongi didaerah-daerah strategis seperti, Maluku, Malaka, dan Jawa. Pelayaran hongi adalah pelayaran yang dilengkapi dengan kekuatan militer yang bertugas mengamankan dan melancarkan monopoli perdagangan rempah-rempah oleh VOC.
Untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, VOC melakukan beberapa cara yaitu:
a.     Kegiatan produksi pertanian diserahkan kepada penduduk pribumi
b.     Pendudukan dan penguasaan tempat-tempat strategis
c.      Intervensi atau campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan Indonesia dalam melaksanakan monopli perdagangan
d.     Bertindak sengai penentu harga barang
e.     Memanfaatkan lembaga-lembaga pemerintahan tradisonal (pribumi) untuk membantu dalam memperlancar mnopoli perdagangan.
Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh VOC dalam pelaksanaan monopoli, antara lain sebagai berikut:
a.     VOC menentukan luas areal penanaman rempah –rempah
b.     VOC menentukan jumlah tanaman rempah-rempah
c.      VOC melarang rakyat Maluku menjual rempah-rempahnya selaik kepadanya
d.     VOC mengadakan ekstirpasi yaitu penebangan tanaman yang melebihi produksi
Strategi VOC dalam mengendalikan monopoli perdagangan yaitu sebgai berikut:
a.     Hak ekstirpasi yaitu membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebihan agar harga rempah-rempah di pasar internasional tetap tinggi
b.     Pelayaran hngi yaitu pelayaran bersenjata lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah yang berlebihan dan mencegah petani rempah-rempah berhubungan dengan pihak pembeli lain.
D.    Indonesia Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda
VOC selalu memaksakan kehendak (monopoli) dalam usaha dagangnya sehingga sering menimbulkan peperangan. Pada awal abad ke-18, VOC mulai mengadakan eksploitasi agraris. Hal itu disebabkan keuntungan dari usaha dagang makin merosot akibat semakinlimpahnya rempah-rempah dari daerah jajahan inggris, prancis, spanyol dan portugis. VOC dengan giat menekan beberapa derah di Indonesia yang sudah mereka kuasai, seperti banten, priangan, Cirebon, dan mataram untuk mengumpulkan berbagai hasil bumi dengan cara sebagai berikut:
1.     Pembayaran pajak dari rakyat berupa hasil bumi
2.     Penyerahan upeti wajib setiap tahun dari kerajaan-kerajaan yang tunduk kepada VOC atau kerajaan yang telah mengikat perjanjian dengan VOC.
3.     Rakyat di daerah yang sudah dikuasai diwajibkan menanam tanaman tertentu dan menjualnya kembali dengan harga tertentu keapada VOC. Misalnya, penanaman kopi di daerah priangan serta penanaman tebu didaerah banten dan mataram.
Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami keruntuhan sehingga pemerintahanan Indonesia digantikan oleh pemerintah Hindia-Belanda hal ini disebabkan karena:
1.     Pegawai VOC banyak melakukan korupsi
2.     VOC banyak menanggung utang karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perang
3.     Kemerosotan moral dikalangan penguasa akibat sistem monopoli perdagangan
4.     Tidak berjalanya peraturan-peraturan yang telah diterapkan oleh VOC akibat banyaknya korupsi
Peralihan kekuasaan dari VOC ke pemerintah Hindia-Belanda tetap member akibat yang  buruk bagi masyarakat Indonesia sebab mereka sama-sama ingin mengeksploitasi seluruh kekayaan alam Indonsia.
1.     Pemerintahan Daendels, tahun 1808-1811
      Herman Willem Daendels (1808-1811) diangkat menjadi gubernur Jenderal di Hindia Belanda untuk mempertahankan Pulau Jawa dari musuh Perancis yaitu Inggris.
Untuk memperkuat kekuasaanya di Jawa Daendels mengambil langkah-langkah sebagi berikut:
a.     Memperbanyak jumlah tentara
b.     Mendirikan benteng-benteng pertahanan baru
c.      Membangun pabrik senjata DI Semarang dan Surabaya
d.     Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon
e.     Membangun jalan raya di Anyer sampai penarukan
Selain berusaha dalam bidang perahanan dan kemiliteran, Daendels juga berusaha  memperbaiki keadaan Pulau Jawa dengan tindakan sebagai berikut:
a.     Membagi Pulau Jawa dalam Sembilan perfectoor(daerah)
b.     Menjadikan para bupati diseluruh jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda
c.      Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan member hukuman berat bagi para pegawai yang berbuat curang
d.     Mendirikan badan-badan pengadilan yang akan mengadili orang-orang Indonesia sesuai dengan adat Istiadatnya
Usaha yang dilakukan Daendels untuk mempertahankan Pulau Jawa membutuhkan biaya sangat besar, padahal Daendels tidak mendapat bantuan keuangan yang memadai dar Belanda. Untuk itu, Daendels berusaha memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:
a.     Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak(contingenten) . Dalam menghadapi Inggris, Daendels membangun jaringadan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte leverantie (rodi)
b.     Menerapkan kerja paksa n jalan raya di Pulau Jawa bagian utara, mulai dari Anyer sampai Pana yang member manfaat besar bagi belanda
c.      Menjual tanah-tanah kepada swasta bangsa Belanda dan Tionghoa lengkap dengan menduduknya. Dengan demikian lahirlah pengisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan tanah swasta terhadap rakyat Indonesia.
d.     Memperluas areal penanaman kopi. ternyata pasukan Inggris yang sudah
Secara garis besar kebijakan Dendels untuk mengahdapi Inggris tersebut dapat dikategorikan menjadi politik dan ekonomi yaitu,
a.     kebijakan dibidang ekonomi:
1.     menjual tanah kepada swasta
2.     memaksa rakyat menyerahkan sebagian hasil pertanianya
3.     memungut pajak (contingenten)
4.     mewajibkan rakyat bekerja paksa (rodi)
b.     kebijakan di bidang politik
1.     membatasi kekuasaan raja
2.     membagi jawa menjadi Sembilan karasidenan
3.     melarang bupati mengambil uoeti dari rakyat
4.     menggaji bupati di Jawa sebagai pegawai pemerintahan
penjualan tanah didaerah Bogor dan Probolinggo kepada para pengusaha swasta merupakan kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Leh karena itu, pada tahun 1811 Daendels dipanggil kembali ke Belanda. Selanjutnya Louis Napoleon mengangkan Jansenssebagai Gubernur jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
2.     Pemerintahan Jansens pada tahun 1811
Jansens merupakan gubernur jenderal yang kedua di Jawa menggantikan Daendels. Pada masa pemerintahan jansens, pengaruh inggris sudah masuk didaerah ternate, tidore, ambon. Pada tanggal 11 Agustus 1811, inggris berhasil menduduki daerah Batavia, Jatinegara, Bogor, Cirebon, bahkan berhasil mendirikan kongsi dagang (EIC) di Batavia. Sehingga kekuasaan Jansens di Jawa semakin terdesak dan menyerah tanpa syarat kepada Inggris. Belanda akhirnya menyerahkan Jawa kepada Inggris melalui perjanjian yang biasa dikenal dengan istilah Rekapitulasi Tuntang, yang isinya:
1.  Seluruh Jawa diserahkan kepada Inggris
2.  Semua serdadu menjadi tawanan dan semua pegawai yang mau kerjasama dengan Inggris, dapat terus memegang jabatannya
3.  Semua hutang-piutang pemerintah Belanda yang dulu, tidak akan ditanggung Inggris.

3.     Pemerintahan Stamford Raffles pada tahun 1811-1816
Pada masa penjajahan Inggris wilayah Hindia Belanda secara ekonomis dan politis bersatu dengan wilayah India. Perusahaan dagang Inggris, East Indian Company (EIC) yang berpusat di Kalkuta, India, dan dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto merupakan lembaga yang menguasai wilayah perdagangan di Hindia Belanda. Pada waktu itu, wilayah Hindia Belanda berada di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816). Berbeda dengan Daendels, Raffles lebih bersifat liberal dalam menjalankan pemerintahannya. Beberapa tindakan yang dilakukannya antara lain:
a.     bidang politik
1.     kekuasaan raja-raja dikurangi
2.     rakyat diwajibkan membayar pajak tanah
3.     penjualan tanah dijaman Daendels dilanjutkan
4.     perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan sangat diperhatikan
5.     membagi Pulau Jawa menjadi 18 karasidenan
6.     bupati dijadikan sebagai pegawai negeri sehingga mereka mendapat gaji bukan memiliki tanah dan hasilnya
7.     melarang adanya perbudakan

b.     bidang ekonomi:
1.  menghapuskan sistem kerja paksa (rodi) kecuali untuk daerah Priangan dan Jawa Tengah;
2. menghapuskan pelayaran hongi dan segala jenis tindak pemaksaan di Maluku;
3. menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan penyerahan hasil bumi;
4. dilakukan perdagangan bebas
5. melakukan monopoli garam
Pemerintahan Raffles di Indonesia telah member sumbangan bagi masyarakat Indonesia yaitu,
a.                                                                                  yang terdisi dari dua jilid pada tahun 1817
b.                                                                                 Menemukan bunga rafflesia Arnoldi
c.                                                                                  Membangun kebun raya bogor
Dalam buku Sejarah Jawa yang ditulisnya, Raffles menggambarkan dirinya sebagai seorang pembaru yang hebat. Namun, ternyata prinsip-prinsip pemerintahannya tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk tidak dapat dibuktikan. Pada zaman kekuasaannya, nasib bangsa Indonesia tidak lebih baik dibandingkan dengan zaman Daendels.
4.     Pemerintahan Van den Bosch
Berdasarkan isi dari Convention of London tahun 1814, Inggris harus menyerahkan Indonesia kembali kepada Belanda sehingga Belanda kembali dapat menguasai dan menjajah Indonesia. Pada tahun 1830 Belanda mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh adanya pemberontakan Belgia, perang Diponegoro, dan perang Paderi yang menguras keuangan Belanda.
Untuk mengatasi kondisi buruk tersebut, Belanda mengangkat seorang Gubernur Jenderal yaitu Van den Bosch yang bertugas mengisi kas keuangan yang kosong. Cara yang dilakukan Van den Bosch untuk mengisi keuangan Belanda yang kosong adalah dengan Culture Stelsel (sistem tanam paksa) dan politik batik saldo adalah pemasukan sebesar-besarnya tetapi menekan pengeluaran.
a.     Tujuan culture stelsel adalah mengisi kas keuangan Belanda yang kosong
b.     Aturan-aturan dalam pelaksanaan sistem tanam paksa
1.     Petani wajib menyerahkan seperlima bagian tanahnya untuk ditanami tanaman wajib
2.     Tanah yang digunakan untuk tanam paksa bebas dari pajak
3.     Kegagalan panen menjadi tanggung jawab pemerintah
4.     Wajib tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga dengan bekerja diperkebunan milik Belanda
5.     Hasil panen yang melebihi jumlah yang sudah ditentukan akan dikembalikan
c.      Pelaksanaan tanam Paksa
Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak mengalami penyimpangan dari aturan yang telah ditetapkan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain.
1.     Rakyat diwajibkan menyerahkan sebagian tanahnya
2.     Apabila gagal panen harus diganti
3.     Para petani bekerja diperkebunan selama lebih dari 66 hari dengan tidak dibayar
4.     Pemberian culture procenten (pemberian bonus)
d.     Dampak sistem tanam paksa
Pelaksanaan tanam paksa dapat member pengaruh positif yaitu mengenal jenis tanaman internasional dan mengenal cara bercocok tanam yang baik, sedangkan pengaruh negative adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia merosot sehingga terkena kemiskinan dan busung lapar.
Bagi Belanda, sistem tanam paksa memberikan keuntungan yang luar biasa yaitu:
1.     Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran bagi rakyat Belanda
2.     Dapat melunasi utang-utang Belanda
3.     Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja
4.     Memenuhi kas Belanda yang semuanya kosong
5.     Berhasil membangun kota Amsterdam menjadi pusat perdagangan dunia
6.     Perdagangan Belanda berjalan pesat
Di negeri Belanda, sistem tanam paksa ditentang, baik secara perseorangan maupun melalui parlemen.
Tokoh Belanda yang menentang pelaksanaan sistem Tanam Paksa di Indonesia antara lain sebagai berikut:
·        Eduard Douwes Dekker (1820-1887)
Eduard Douwes Dekker atau Maltatuli sebelumnya adalah seorang reesiden di Lebak, (serang, Jawa Barat). Ia sangant sedih menyaksikan betapaa buruknya nasib bangsa Indonesia akibat sistem tanam paksa dan berusaha membelanya. Eduard Douwes Dekker pilang ke negeri Belanda dan mengarang sebuah buku yang berjudul  Max Havelaar (lelang kopi perdagangan Belanda) dan terbit pada tahun 1860.
·        Baron Van Hoevell (1812-1870)
Semula Baron Van Hoevell tinggal di Batavia (Jakarta), kemudian pulang ke negeri Belanda dan menjadi anggota parlemen. Selama tinggal di Indonesia, Baron Van Hoevell menyaksikan penederitaan bangsa Indonesia akibat sistem Tanam Paksa. Fransen van de Putte menulis sebuah buku yang terkenal dengan judul Suiker Contracten (kontrak-kontrak Gula). Kedua tokoh itu juga berjuang keras menghapuskan sistem tanam paksa melalui perlemen Belanda
·        Golongan Pengusaha
Golongan pengusaha menghendaki kebebasan berusaha dengan alas an bahwa sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.

5.     Reaksi Masyarakat Indonesia terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia
Pada abad ke-19 banyak terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap colonial Belanda yang dilatar belakangi oleh tindakan sewenang-wenangan pemerintah kolonia Barat yang merugikan masyarakat Indonesia. Disamping itu, juga disebabkan oleh kekuasaan pemerintah kolonial yang semakin kuat dan luas, sedangkan kekuasaan pemerintah local Indonesia semakin sempit dan merosot. Rakyat Indonesia di berbagai daerah melakukan perlawanan yang bersifat konfrontasi yang memiliki cirri antara lain, tergantung pada pemimpin, bersifat kedaerahan, dan menggunakan kekuatan fisik atau senjata.
Atas dukungan seluruh rakyat, para pemimpin diberbagai daerah melawan kekuasaan asing. Hal itu ditandai dengan adanya perlawanan-perlawanan antara lain,
·        Perang Paderi di Sumatera                    
·        Perang Puputan Margarana di Bali
·        Perang Diponegoro di Jawa
·        Perlawanan Rakyat di Saparua
·        Perang Banjar di Kalimantan
·        Perang di Sulawesi Selatan
6.     Politik Etis
Secara bertahap sistem Tanam paksa mulai dihapis oleh Van Deventer (anggota tweede Kamer atau DPR) dan menulisnya dalam majalah De Gid yang sisinya bahwa bangsa Belanda merasa berhutang kepada rakyat Indonesia atas pelaksanaan Tanam Paksa. Untuk itu, pemerintah Belanda harus membalas kebaikan budi dengan cara meningkatkankesejahteraan rakyat Indonesia.
Adapun bentuk balas budi yang lebih dikenal dengan nama Trias Van Deventer,
yaitu sebgai berikut:
a.     Irigasi, pemerintah harus memperbaiki atau membangun irigasi untuk mengairi sawah petani sehingga pendapatan petani meningkat
b.     Edukasi, untuk meningkatkan kecerdasan rakyat Indonesia hendaknya pemerintah membuka sekolah-sekolah
c.      Transmigrasi, untk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa, pemerintah harus memindahkan penduduk ke luar Jawa dan ditempat yang baru pemerintah harus member fasilitas untuk berusaha.
Usulan Van Deventer kepada pemerintah Belanda memang dipenuhi. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan kepentingan pemerintah Belanda. Seperti membuka sekolah-sekolah jumlah dan jenisnya sangat terbatas disbanding dengan jumlah yang membutuhkanya. Pembukaan sekolah itu ternyata bertujuan untuk mendapatkan tenaga terdidik denga upah yang rendah. Unruk irigasi dibangun hanya didaerah sekitar perusahaan milik Belanda dan Asing, sedangkan irigasi yang digunakan oleh petani sangatlah terbatas. Demikian juga transmigrasi, penduduk dipindahkan ke luar Jawa. Akan tetapi, di tempat yang baru mereka hanya disediakan tanah garapan tanpa fasilitas yang memadai.
7.     Sistem Usaha Swasta
Pada akhir abad ke-19, pemerintaha Hindia-Belanda mempunyai niat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara menerapkan politik terbuka atau Open Door Poilcy. Pemerintah yaitu Belanda membuka pintu lebar-lebar masuknya modal asing ke Indonesia dalam bentuk perusahaan-perusahaan. Dengan masuknya modal asing perusahaan, diharapkan dapat dapat bekerja disamping pekerjaanya sebagai petani.
Dalam kenyataanya, masuknya modal asing tidak menambah kesejahteraan, melainkan rakyat menderita. Hal ini disebabkan oleh:
a.     Rakyat tidak berpengalaman dan tidak memiliki keahlian untuk bekerja di perusahaan
b.     Para pekerja Indonesia hanya diberi gaji yang kecil dan sebagai tenaga kasar. Sehingga gajinya tidak mencukupi kenutuhan
c.      Tempat mereka bekerja terlalu jauh, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mengolah tanah pertanianya. Untuk mereka yang bekerja diperkebunan di luar Jawa, lebihmenderita karena pada umumnya mereka bekerja sebagai kuli kontrak. Karena tidak mampu bekerja berat dan upah yang kecil, mereka banyak yang melarikan diri dari tempat bekerja. Untuk mengantisipasi hal tersebutpemerintah mengeluarkan aturan yang disebut Poenal Sanctie yaitu ancaman hukuman berat bagi pekerja yang melarikan diri dari tempat bekerja sebelum masa kontraknya berakhir.
E.     Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Perubahan-perubahan politik, sosial, dan ekonomi sebagai akibat dari perluasan kolonialisme dan imperialism di Indonesia. Kedatangan bangsa barat untuk berdagang di Indonesia kemudian menimbulkan perubahan di bidang politik, ekonomi dan sosial.
1.     Perubahan di bidang Politik
Perubahan yang sangat jelas adalah dibidang politik. Bangsa barat yang datang ke Indonesia selalu berusaha untuk mengadakan pendekatan dan kemudian mempengaruhi raja-raja di Indonesia. Selanjutnya hubungan dagang berubah menjadi penetrasi. Portugis dan Belanda mengambil kesempatan pada setiap perselisihan yang terjadi di dalam lingkungan kerajaan, sehingga dengan demikian wilayah kekusaan raja-raja semakin dipersempit. Dengan member bantuan salah satu pihak yang sedang berselisih, maka Belanda akan memperoleh imbalan berupa daerah atau hak tertentu. Bemteng-benteng yang didirikan, hakikatnya adalah pembatasan gerak langkah bagi penguasa di daerah itu. Belanda juga menjalankan sistem monopoli dengan melakukan perjanjian-perjanjian dengan penguasa setempat, antara lain perjanjian Bongaya dan perjanjian Giyanti. Selain dengan penguasa di daerah Belanda juga mengadakan perjanjian dengan bangsa barat antara lain traktat London dan traktat Sumatra.
2.     Perubahan di Bidang Ekonomi
Kedatangan bangsaa barat untuk berdagang telah menimbulkan perubahan besar-besaran di Asia khususnya di Indonesia. Penguasaan Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 mengakibatkan jalur pelayaran mengalami perkembangan baru. Menjadi Bandar baru seperti Kota-kota di pantai utara Jawa menjadi Bandar baru seperti Demak, tuban dan Gresik. Begitu juga pula banten, di Selat Sunda menjadi ramai sebagai jalur perdagangan. Sistem monopoli ditetapkan Belanda di Maluku dan diikiuti dengan pelaksanaan ekstirpasi di Indonesia. Sehingga Indonesia kemudian mengenal berbagai paja seperti Upeti, pajak haisl bumi, penyerahan wajib dan land ront. Setelah Belanda menerapkan pelaksanaan tanam paksa, Indonesia memperoleh banyak perubahan di Bidang Ekonomi. Beban yang dipikul pemilik tanah pada waktu tanam paksa sangatlah berat, sehingga ada kecenderungan untuk menyerahkan tanah kepada warga atau desa yang lain, maka muncullah tanah komunal. Peperangan yang timbul sebagai perlawanan terhadap penjajah menyebabkan banyak daerah yang ditinggalkan penghuninya untuk kemudian diisi oleh penduduk desa lain. Beban berat dalam pengangkutan saat peperangan menyebabkan perubahan struktur masyarakat pedesaan dan pemilikan atas tanah. Namun, tanam paksa membawa kemajuan ekspor bagi Indonesia, akan tetapi hasilnya hanya dinikmati oelh penjajah, meskipun demikan rakyat juga mengenal jenis tanaman ekspor dan memeliharanya.
3.     Perubahan Di Bidang Sosial
pengaturan tanah kembali oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan memberikan tanah kepada rakyat untuk ditanami secara bebas tidak membawa banyak perubahan, karena rakyat masih dibebani dengan pajak hasil bumi. Masa pemerintahan Daendels, rakyat semakin menderita karena diperkerjakan secara paksa dalam kerja rodi. Kerja paksa ini diperuntukan membuat jalur raya dari Anyer sampai Penarukan. Pelapisan dalam masyarakat masih terjadi, dimana kedudukan raja dan bangsawan sebagai  penguasa kedua, sedangkan rakyat jelata kedudukanya yang terendah. Penguasa tertinggi dipegang oleh Belanda, pemerintah Hindia-Belanda melaksanakan politik etis yaitu politik balas budi.
4.     Perubahan Budaya
Di bidang budaya, sedikit demi sedikit mulai terasa masuknya pengaruh tata kehidupan barat dalam masyarakat Indonesia. Cara pergaulan, gaya hidup, bahasa dan cara berpakaian barat mulai dikenal.

F.     Perlawanan-Perlawanan Rakyat dan Kerajaan-kerajaan di Nusantara daalam Menentang Kolonialisme dan Imperialisme Barat
1.        Periode sebelum tahun 1800
Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, sebenarnya sejak itu pula bangsa Indonesia bangkit melakukan perlawanan. Mereka datang tidak hanya untuk berdagang tetapi juga untuk menjajah. Berbagai tindakan yang mereka lakukan diluar batas kemanusiaan memotivasi rakyat untuk mengobarkan semangant perjuangan mengusir penjajah disetiap daerah yang dikuasai, seperti:
a.     Sultan Baabullah dari Maluku yang berhasil mengusir Portugis
b.     Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) menyerang Portugis di Malaka
c.      Fatahillah yang dapat menduduki Jawa Barat dari ancaman Portugis di Malaka
d.     Sultan Iskandar Muda dari Aceh yang melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka
e.     Sultan Agung dari Mataram menyerang Belanda di Batavia dan melakukan blockade ekonomi
f.       Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten melakukan tindakan nonkooperatif terhadap Belanda, namun pengikut Sultan Haji (anaknya) minta bantuan VOC, akhirnya Sultan Ageng Tirtayasadapat ditundukkan
g.     Sultan Hassanudin (Ayam Jantan dari Timur) dari Makassar juga berjuang mengusir Belanda.
Dengan adanya pengkhianatan dari Aru Palaka, akhirnya Sultan Hasanudin harus menandatangani “perjanjian Bongaya” (1667), yang isinya:
1.     VOC memperoleh Hak Monopoli dagang di Makassar
2.     Makassar harus melepaskan semua daerah kekuasaanya
3.     Belanda dapat mendirikan benteng di Makassar (benteng rotterdams)
4.     Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone

2.        Periode sesudah Tahun 1800
a.     Perang Pattimura
1.     Sebab terjadinya perang
·        Penindasan Belanda sejak zaman VOC terhadap rakyat Maluku
·        Diberlakukanya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
·        Sifat kritis rakyat Maluku
·        Pengerahan tenaga kerja untuk menjadi serdadu Belanda
·        Pembayaran barang yang tidak sesuai dengan harga pesanan oleh Residen Van den Berg
2.     Jalanya Perang
Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Thomas Matulesi (Pattimura) diawali dengan penyerangan benteng Duurstede di Saparua. Dalam pertempuran itu, Residen Van den Berg terbunuh . pertempuran meluas ke seram, Hitu, Ambon, dan Haruku. Pertempuran mulai berkurang setelah banyak pemimpin mereka ditangkap Belanda, seperti Thomas Matulesi, ANTONI Ribok, Said Parintah, dan Lukas Latu Mahina, juga seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu.
3.     Akhir Perang
Thomas Matulesi (Pattimura) dan kawan-kawanya harus menjalani hukuman gantung pada 16 Desember 1817, sedangkan Christina dibuang Belanda ke laut  Banda.
b.     Perang Paderi (1821-1838)
Perlawanan kaum Padri dipimpin oleh Malin Basa (yang kemudian dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol). Tuanku Nan Gapuk dan Tuan nan Cerdik yang dimulai sejak tahun 1821 sampai dengan tahun 1837. Perang Padri di Sumatera Barat disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut:
1.     Berkembangnya islam tasawuf yang dianggap menyimpang oleh Tuanku Imam Bonjol
2.     Perbedaan pendapat antara kaum adat dan kaum Padri
3.     Berlakunya hukum adat matrilineal (warisan adat lama yang menerima warisan itu kaum ibu) sedangkan menurut islam adalah patrilineal
4.     Perebutan pengaruh antara kaum padre dalam masyarakat
5.     Adanya campur tangan Belanda di Sumatera Barat
Ketika tahun tahun 1821, pertentangan antara orang-orang padre dengan adat semakin meruncing. Kaum Padri yang tidak berhasil menyelesaikan pertikaian dengan jalan damai akhirnya mengambil jalan kekerasan.
Kekuasaan kaum padri secara nyata berada didaerah pedalaman dan juga wilayahnya semakin bertambah luas, karena kampong demi kampong berhasil dikuasainya. Dengan demikian, kedudukan kaum adat makin terdesak dan akhirnya meminta bantuan kepada pihak Belanda di Batavia dan perang pun meletus.
Perang Paderi di Sumatera barat dibagi menjadi tiga periode yaitu, periode pertama (1821-1825), periode kedua (1825-1830), dan periode keitga (1830-1837). Imam Bonjol sebagai pemimpin kaum Padri yang terakhir hanya deapat bertahan sampai tahun 1837. Pada tanggal 25 Oktober 1837 Belanda mengajak berunding, ia ditipu dan kemudian di tangkap. Selanjutnya ia dibawa ke Batavia dan kemudian di Minahasa sampai meninggal dikampung Luta pada tahun 1864 dalam usia 92 tahun. Dengan berakhirnya perang Padri pada tahun 1837, seluruh SumateraBarat jatuh ke tangan Belanda.
c.      Perang Diponegoro (1825-1830)
1.     Sebab umum
Sebab umum perang Diponegoro adalah penderitaan rakyat akibat tindakan Belanda, kekuasaan raja Mataram semakin kecil, kewibawaan penguasa semakin merosot, dan penghasilan kaum bangsawan semakin dikurangi.
2.     Sebab Khusus
Pembuatan jalan melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegal Rejo
3.     Jalanya perang
Karena Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi tidak mau berunding, Belanda melakukan serangan ke Selarong. Diponegoro membangun kekuatan dibantu Sentot Ali Basa Prawirodirdjo dan Kyai Mojo, jjuga Pangeran Mangkubumi.
Taktik perlawanan yang dilakukan dengan perang Gerilya. Pasukanya dibagi kedalam beberapa kesatuan yang diberi nama Turkiyo, Bulkyo, Arkyo dan lain-lain. Daerah-daerah yang dijadikan markas Gerilya adalah Kalisoko, Selarong, Dakso, dan Plered. Sebagai pusat pemerintahan adalah Gawok, Pengasih dan Kedu. Tahun 1826 dalam pertempuran di Ngalengkong, pasukan Diponegoro memperoleh kemenangan sehingga rakyat menobatkan Diponegoro yang gigih. Belanda menggunakan siasat benteng stelsel, yaitu membangun benteng disetiap daerah yang berhasil dikuasai Belanda. Dengan siasat ini, ruang gerak Pangeran Diponegoro dan pasukanya semakin sempit, sehingga mudah ditundukkan. Tampaknya dalam pasukan Pangeran Diponegoro sendiri mulai terjadi perselisihan tentang siasat perang  gerilya antara Pangeran Diponegoro dengan Kyai Mojo dan Sentot Prawirodirdjo, sehingga satu persatu memisahkan diribersama para pengikutnya. Hal inilah yang menyebabkan lemahnya kekuatan Dipinegoro sehingga mudah ditundukkan Belanda.
4.     Akhir Perang
Kyai Mojo dapat ditangkap dan diasingkan ke Manado hingga wafat pada 21 Desember 1849. Sentot Prawirodirdjo dapat dibujuk dan menyerahkan diri pada 20 Oktober 1829, yang kemudian dikirim ke Minangkabau menghadapi perang Padri. Sedangkan Pangeran Diponegoro dengan alas an untuk diajak berunding dapat ditangkap dan diasingkan  di Batavia lalu dipindahkan ke Makassar (benteng Rotterdams) hingga meninggal pada 8 Januari 1855.
5.     Akibat Perang
·        Kekuasaan dan wilayah Sultan Yogyakarta dan Sunan Surakarta berkurang
·        Yogyakarta dan Solo dijadikan daerah tanam paksa
·        Kerugian besar, baik harta maupun Jiwa
·        Dihapuskanya peraturan yang merugikan rakyat
d.     Perang Aceh
1.     Sebab umum
·        Adanya traktat Sumatra yang member keleluasaan Belanda memperluas daerah pengaruhnya di Sumatra
·        Dibukanya terusan Zuesbmembuat pelayaran internasional dari Eropa ke Asia melalui Aceh
·        Belanda mengklaim wilayah Sumatra Timur yang merupakan kekuasaan Aceh
2.     Sebab Khusus
Aceh menolak tuntutan Belanda untuk tidak berhubungan dengan bangsa asing kecuali Belanda dan Aceh ingin mempertahankan kedaulatanya.
3.     Jalanya Perang
Pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda mengumumkan perang kepada Aceh yang dipimpin Jenderal Kohler. Pasukan Aceh dengan semangat perang Jihat fi Sabilillah (perang suci di Jalan Allah) menghadapi Belanda hinggs menewaskan Jenderal Kohler. Dengan ditambahnya pasukan yang dipimpin Jenderal J. Van Swieten, Belanda dapat menguasai kota Raja. Perang masih teteap berkobar dengan silih bergantinya panglima perang dan penambahan pasukan, tetapi tidak menghalangi pejuang-pejuang Aceh untuk mengusir penjajah, sehingga Belanda hanya bertahan pada daerah-daerah yang didudukinya saja.
Pada 1893, Teuku Umar menyerah kepada Belanda sebagai siasat perang. Ia berpikir kekuatan Belanda tidak dapat dikalahkan tanpa adanya senjata yang lengkap dan memadai. Setelah memperoleh persenjataan lengkap dari Belanda, Teuku Umar menyusun kekuatan lagi dan bergabung dengan kesatuan-kesatuan rakyat Aceh yang dipimpin oleh para bangsawan seperti Teuku Cik Di Tiro. Belanda yang merasa kewalahan menghadapi perlawanan Aceh akhirnya mengirim dokter snouck Hurgronye untuk mempelajari adat Istiadat dan keadaan sosial budaya Aceh. Hasil penelitianya ditulis di buku De Atjeher yang menyarankan:
·        Para pemimpin dan ulama aceh harus ditangkap
·        Segera dibentuk pasukan gerak cepat (marsose) yang dipimpin jendral Van Heuts
·        Pemimpin yang ditangkap harus menandatangani perjanjian tunduk kepada Belanda
·        Adanya gerakan pasifikasi, yaitu perdamaian dan rehabilitasi sarana dan prasarana kepentingan umum
·        Taktik politik devide at impera.
Untuk itu dikirimlah jenderal Van Heutz melakukan serangan sapu rata bersama pasukan marsose di Aceh besar, Pidie, dan Samalanga. Sementara itu, dalam menguasai daerah pedalaman, Belanda mengirim Jenderal Van Daalen, sehingga dengan demikian Belanda berhasil menguasai Aceh.
4.     Akhir Perang
Terhadap kerajaan-kerajaan, belanda mengikatnya dengan Perjanjian Pendek, yang isinya :
·        Mengakui daerahnya merupakan bagian kekuasaan Belanda
·        Tidak akan berhubungan dengan bangsa asing
·        Akan menaati perintah Belanda
Dalam pertempuran di Meulaboh, Teuku Umar gugur (11 Februari 1899). Sementara itu, Panglima Polim dan sultan Daudsyah menyerah (1903), sedang Cut Nyak Dien tertangkap dan dibuang ke Sumedang hingga wafat (16 November 1908) dan Cut Meutia gugur dalam pertempuran di Hutan Pasai( 24 Oktober 1913)
e.     Perang Bali
1.     Sebab terjadinya perang
·        Raja-raja di Bali diharuskan mengakui kekuasaan Belanda atas Bali
·        Raja-raja Bali harus melindungi perdagangan Bali
·        Dihapuskanya hak tawan karang, yaitu hak raja untuk merampas muatan kapal yang terdampar di wilayah perairanya
2.     Jalanya perang
Pada tahun 1846, Belanda menyerang Buleleng dan menduduki ibukota kerajaan Singaraja. Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem dan patihnya, I Gusti Ketut Jelantik menyingkir ke Jagaraga untuk menyusun kekuatan. Tahun 1948, Belanda melakukan serangan kedua dengan bantuan pasukan Batavia tetapi gagal, sehingga hal ini menambah semangat raja-raja di Karangasem, Klungkung, Mengawi dan Badung untuk bersatu dengan Buleleng. Pada tahun 1849, Belanda dipimpin Jendral A.V. Michiels dan Van Swieten berhasil merebut benteng pertahanan di Jagaraga, sehingga pertempuran ini disebut puputan Jagaraga. Semangat perang puputan terjadi dimana-mana seperti puputan Kasamba (benteng pertahanan klungkung), puputan Badung, puputan Klungkung, maupun perlawanan di Tabanan yang disebut Balikan Wongaya.
f.       Perang Banjarmasin
1.     Sebab terjadinya perang
Intervensi Belanda dalam menentkan politik kerajaan dan terjadinya perang saudara untuk memperoleh kekuasaan.
2.     Jalanya perang
Ketika terjadi perebutan kekuasaan antara kelompok pangeran Tamjid Illah , KELOMPOK Pangeran Prabu Anom, dan kelompok Pangeran Hidayatullah, Belanda memihak Tamjid Illah dengan mengangkatnya sebagai Sultan Kerajaan Makassar yang dibenci rakyat. Dengan adanya kekacauan dilingkungan keratin, tampilah Pangeran Antasari melawan Belanda yang kemudian di dukung Pangeran Hidayatullah.
3.     Akibat perang
Pengeran Hidayatullah dapat di tawan Belanda dan dibuang ke Cianjur, sedang Pangeran Antasari meninggal dalam pertempuran pada tahun 1862.
g.     Perang Batak
1.     Sebab terjadinya perang
Kerajaan Batak terletak di daerah Tapanuli. Pusat pemerintahan di Bakara dan raja terakhir adalah Si Singamangaraja XII. Adapun penyebab peranng abatak adalah kekuasaan Raja Si Singamangaraja XII semakin sempit dan Belanda ingin Pax Netherlandica.
2.     Jalanya Perang
Dalam rangka pembentukan Pax Netherlandica, Belanda ingin menguasai seluruh Tapanuli dan Sumatra Timur dengan menempatkan pasukanya di Taruntung dan perlindungan  terhadap penyebaran agama yang dipimpin Nommensen. Tahun 1878, Si Singamangaraja menyerang Belanda di Tapanuli  utara kemudian ke Bakal batu, Buntar, si Borong-borong, Balige, Lumban, Julu, Laguboti, maupun di pak-pak  Dairi. Pasukan Morsose Belanda dipimpin kapten Christoffle dapat menguasai gerakan Si Singamangaraja XII dan pasukanya.
3.     Akhir perang
Dalam pertempuran di Simsin gugurlah Si Singamangaraja XII bersama anaknya yaitu Lapian Patuan Nagari dan Patuan Ageng.
Perlawanan-perlawanan menentang pasukan Belanda juga terjadi di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia, seperti perlawanan kongsi dagang Cina di Kalimantan, perlawanan Raden Intan di Lampung, dan perlawanan Sultan Siale di Sumatera Utara. Selain itu juga terjadi gerakan-gerakan sosial yang menentang pemunguntan pajak atau bentuk penindasan lain seperti:
·        Gerakan Kyai Saman (1890) yang terjadi di Rembang
·        Pemberontakan Kamang di Agam (1908) di Sumatra barat
·        Pemeberontakan petani di Jambi (1916), di Toli-Toli, Sulawesi Utara (1920), di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (1919), di Garut dan Ciamis (1919.
 
G.    Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional
Pergerakan Nasioanal adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kaum penjajah yang dilaksanakan dengan tidak menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak dibidang sisal, budaya, ekonomi, dan politik. Demikian halnya dengan pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
1.     Bidang Politik
Kekuasaan emerintah kolonial sangat kuat dalam masyarakat Indonesia, sehingga mampu menggeser kekuasaan para penguasa pribumi. Kedudukan mereka hanya sebgai alat pembantu pemerintahan kolonial di Indonesia. Sehingga dalam menjalankan pemerintahan sesuai dengan keinginan Belanda. Segala kegiatan mereka diawasi oleh Belanda secara ketat. Apabila terjadi penyimpangan akan di pecat, sehingga rakyat menganggap mereka sebagai bagian dari pemerintah kolonial. Oleh karena itu rakyat tidak lagi memiliki tempat untuk mengadukan nasib dan melindungi kepentingan mereka.
2.     Kondisi ekonomi
Sistem ekonomi liberal menyebabkan kesejahteraan masyarakat mengalami kemerosotan. Industri kecil banyak yang bangkrut karena tidak mampu lagi bersaing dengan industry modern Belanda.
Sehingga banyak rakyat Indonesia yang menjadi buruh di pabrik atau perkebunan dengan upah yang sangat rendah. Oleh karena itu, rakyat Indonesia tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
3.     Kondisi pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia baru mengakami perkembangan setelah adanya politik etis atau politik balas budi yang dikemukakan oleh Van Deventer. Sejak saat itu, pemerintah kolonial beanda memprogramkan penyebarluasan pemdidikan dengan membangun sekolah-sekolah. Untuk anak-anak Bumi Putera kalangan bawah, didirikan sekolah dasar putera kelas dua (de tweede klasse). Untuk anak Bumi putera kelas menengah, didirikan sekolah dasar bumi putera kelas satu selama 6 tahun. Sedangkan untuk anak Eropa didirikan sekolah kusus yaiu ELS (Europe Lagere School). Untuk lapisan sangat bawah pemerintah kolonial mendirikansekolah rakyat Volkschool yang kemudian dapat melanjutkan kesekolah menengah vervokschool), sedangkan untuk lapisan menengah didirikan HIS (Holland Island School) kemudian dapat melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreit Logere Onderwijs) atau dapat melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan seperti sekolah guru (kweekschool) dan sekolah calon pegawai (Opleidingschool Voor Inlandsche Ambtenaren) sedangkan yang ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi harus ke Eropa. Para pelajar pelajar Bumi Putera yang sekolah di Eropa dapat mengetahui perkembangan yang terjadi di Barat dan membandingkan kondisi yang ada di Indonesia. Sehingga mampu menumbuhkan kesadaran mencapai kemajuan sebagai syarat menuju pembebasan bangsa dari penindasan kolonial. Sebagian besar dari mereka berpartisipasi aktif dalam pergerakan nasional, bahkan menjadi contoh utama dalam berbagaai organisasi.
4.     Kondisi sosial
Pemerintah kolonial membentuk kelas sosial yang didasarkan pada diskriminasi rasa tau warna kulit, sehingga status bangsa Indonesia lebih rendah dari bangsa Timur Asing (can, arab, dan India). Dikalangan militer, pegawai pemerintah dan sekolah dibedakan. Bahkan fasilitas-fasilitas umum juga dibedakan.
Sedangkan pengaruh dari luar negeri berasal dari perkembangan nasionalisme dari beberapa negara di Asia maupun Eropa yaitu:
v Modernisasi di Jepang, pada pertengahan abad ke-19, Jepang melancarkan modernisasi dengan cara mengadaptasi peradaban barat dan menggunakanya sebagai senjata menghadapi pemerintah kolonial barat.
v Pergerakan nasional di India, kaum nasional India memperjuangkan swaraj (pemerintah sendiri) untuk lepas dari Inggris, sehingga Mahatma Gandhi mencanangkan perjuanganya berdasarkan Ahimsa, Hartal, Satyagraha, dan Swadeshi.
v Gerakan nasionalis di Filiphina
v Gerakan nasional di Cina, gerakan yang dilakukan Sun Yat Sen dapat menumbangkan kekuasaan Dinasti Mancu yang telah terpengaruh oleh bangsa barat di Cina.
v Gerakan pembaharuan Islam, banyak tokoh-tokoh pembaharu islam yang mempengaruhi pemikiran orang Indonesia untuk berjuang membebaskan diri dari penjajahan barat dengan senjata dasar ajaran agama
v Gerakan nasionalis Di Amerika
Dari paparan diatas dapat disimpulkan beberapa hal yang mendorong lahirnya kebangkitan nasional adalah sebagai berikut
ü Factor dari dalam negeri
1.     Adanya politik etis
2.     Munculnya kaum terpelajar
3.     Penderitaan dan kesengsaraan rakyat
4.     Kenangan kejayaan masa lampau
ü Factor dari luar negeri
1.     Perang jeepang-rusia tahun 1904-1905, kemenangan di pihak Jepang
2.     Pegaruh hak menentukan nasip sensiri sesuai yang dianjurkan oleh presiden Ameerika Wilson
3.     Pengaruh nasionalisme bangsa lain.

H.    Awal Munculnya Kesadaran Naional
Peranan pendidikan sangatlah menentukan munculnya golongan baru yaitu golongan intelegensia. Proses modernisasi yang tumbuh dalam masyarakat Indonesia pada tahap awal memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1.     Tumbuhnya organisasi modern
2.     Tumbuhnya golongan terpelajar Indonesia yang dapat melihat lebih tajam akibat penjajahan
3.     Tumbuhnya kesadaran kebngsaan melalui peristiwa lahirnya Budi Utomo dengan Sumpah Pemuda dan puncaknya yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
4.     Berorientasi pada organisasi modern
Pendidikan telah menyadarkan bangsa Indonesia untuk mengenal dirinya sendiri. Pemimpin bangsa Indonesia pada tahap awal, sekolah-sekolah didirikan oleh bangsa Belanda bukan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia, tetapi semata-mata untuk memenuhi tenaga rendah dan menengah yang diperlukan oleh Belanda. Disadari pula bahwa politik etis yang dilaksanakan oleh Belanda pada permulaan abad ke-20 tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat melainkan lebih mengurus kepada proses pembaratan bagi penduduk bumi putera. Proses pembaratan ini merupakan usaha untuk menguasai oenduduk bumi putera dan berbagai aspek kehidupan. Sesuai dengan perkembangan ekonomi di satu pihak dan perluasan pemerintah serta administrasi di pihak lain, timbullah kebutuhan akan tenaga terdidik. Untuk memenuhinya pemerintah kolonial telah mendirikan sekolah-seklah. Semula hanya terbatas sampai teingkat rendah saja dan baru dalam dasawarsa kedu abad ke-20 dibuka sekolah tingkat menengah  dengan tingkat tinggi pada tahun  1920.
Sekolah-sekolah pada zaman kolonial Belanda dibedakan menjadi delapan, yaitu sebagai berikut:
1.     Sekolah Eropa, sekolah ini memakai model sekolah negara. Belanda dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dasar diintegrasikan dalam ELS atau HIS. Lama pendidikan sekolah tujuh tahun
2.     Sekolah lanjutan HBS (Sekolah tinggi warga negara) lama pendidikan lima tahun dan AMS setingkat SMA.
3.     Sekolah bumi putera, sekolah kelas dua, lama sekolah lima tahun, dengan bahasa pengantarnya bahasa daerah
4.     Sekolah desa , lama pendidikan tiga tahun dan bahasa pengantarnya bahasa daerah
5.     Sekolah lanjutan sekolah desa, lamanya dua tahun, bahasa pengantarnya bahasa daerah
6.     Sekolah peralihan dari sekolah desa tiga tahun kesekolah berbahasa belanda, lama pendidikan lima tahun
7.     Sekolah lanjutan pertama MULO setingkat SMP
8.     Stovia disebut juga sekolah dokter jawa, dari MULO, lama pendidikan tujuh tahun
Kedudukan sekolah tentu sangat strategis dan sistem ini hanya orang-orang tertentu saja yang mengenyam pendidikan dan dari sinilah akan munculnya kaumterpelajar yang akan membangkitkan jiwa nasional bangsa Indonesia.

I.       Bentuk dan Strategi Organisasi Pergerakan Nasional
Organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia dalam perjuanganya berbentuk kegiatan politik, bidang agama, ekonomi dan pendidian. Sedangkan strategi perjuanganya disesuaikan dengan bentuk dan cirri khas organisasi sehingga strategi ada yang bersifat kooperatif artinya bersedia bekerjasama dengan pemerintah dan nonkooperatif artinya tidak bersedia bekerjasama dengan pemerintah. Akan tetapi, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk negara kebangsaan Indonesia.

J.       MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Kaum terpelajar atau golongan cendekiawan dapat menjadi penggerak munculnya kesadaran berbangsa yang diwujudkan dengan mendirikan berbagai organisasi pergerakan nasional yang modern seperti,
1.     Boedi Oetomo (BO)
Boedi Oetomo merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama yang berdiri di Indonesia. Pendirinya adalah mahasiswa sekolah dokter pribumi (stovia) pada tanggal 20 Mei 1908. Tokoh organisasi ini adalah Soetomo, Gunawan Mangunkusumo,  Cipto Mangunkusumo, dan Ario Tirtokusumo. Kelahiran Boedi Oetomo mengubah ciri perjuangan bangsa Indonesia.
Ø Cirri perjuangan sebelum lahirnya Boedi Oetomo (1908)antara lain sebagai berikut:
a.     Pemimpin centris, artinya perjuangan sangat tergantung pada pemimpin, jika pemimpin tertangkap atau wafat maka perjuangan selesai
b.     Berssifat kedaerahan
c.      Dipelopori kaum bangsawan tradisional
d.     Mengandalkan kekuatan senjata peperangan tradisional
e.     Belum ada persatuan dan kesatuan
f.       Tujuan perjuangan kurang jelas

Ø Cirri perjuangan setelah tahun 1908 antara lain sebagai berikut:
a.     Pemimpin kolektif (bersama) artinya jika pemimpin perjuangan tertangkap, maka segera diganti yang lain
b.     Bersifat nasional
c.      Dipelopori oleh kaum intelektual
d.     Mengandalkan perjuangan diplomasi dengan organisasi modern
e.     Adanya persatuan dan kesatuan
f.       Tujuan perjuangan jelas, yaitu Indonesia Merdeka
Boedi Oetomo berhasil mengadakan kongres pemuda yang pertama pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta yang menghasilkan keputusan antara lain,
a.     Boedi Oetomo tidak mengadakan kegiatan politik tetapi kegiatan pendidikan dan budaya
b.     Ruang gerak Boedi Oetomo dibatasai hanya untuk Jawa, Madura dan Yogyakarta
c.      Bupati Karanganyar atau Tumenggung Tirtokusumo diangkat sebagai ketua
Sejak kongres pertama berakhir, corak Boedi Oetomo berubah dan telah meninggalkan prinsip dasar pembentukanya. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan Boedi Oetomo hanya untuk kepentingan anggota saja yang merupakan pegawai negeri dan priyayi. Sehingga geraknya menjadi sangat lamban, karena pegawai negeri dan priyayi cenderung tidak mau ambil resiko diecat oleh pemerintah Belanda. Dalam perkembanganya, organisasi ini tidak lagi diminati orang sebab bermunculan organisasi-organisasi berwawasan nasional Indonesia. Pada tahu 1942 Dr. Soetomo meninggalkan Boedi Oetomo dan membentuk Indonesische Studie Club.
2.     Sarekat Islam
Sarekat Islam (SI) merupakan kelanjutan dari organisasi sarekat dagang Islam. Sarekat Islam didirikan oleh H. Umar Said Cokroaminoto yang diangkat juga menjadi ketuanya. Organisasi tersebut didirikan pada bulan November 1912, yang bertujuan untuk memajukan perdagangan, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan dan memajukan kepentingan Islam, serta kepentingan rohani dan jasmani. Keanggotaan SI bersifat terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang beragama islam. Sedangkan yang mengorganisir adalah para pengusaha kecil Indnesia. Tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam pembentukan Sareka Islam adalah Abdul Muis, Haji Agus Salim, dan H.O.S Cokroaminoto.
Pada tahun 1913, Sarekat Islam berhasil membentuk kongres yang pertama di Surabaya dan memiliki keputusan:
a.     Sarekat Islam bukan partai politik
b.     Sarekat Islam tidak melawan pemerintah kolonial Belanda
c.      H.O.S Cokroaminotodipilih menjadi ketua Sarekat Islam
d.     Kota Surabaya ditetapkan sebagai pusat kegiatan Sarekat Islam
3.     Indische Partij (IP)
Indische Partij )IP) didirikan pada tahun 1912 di Bandung, oleh tiga serangkai yaitu, Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantoro, dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di Indonesia yang bergerak dibidang politik, yang memeiliki tujuan jangka pendek yaitu mempersatukan seluruh bangsa Hindia dan tujuan jangka panjang yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia. Indische Partij dibubarkan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 11 Maret 1913 yang disebabkan tidak diakui menjadi badan hukum dan Indische Partij ditentang oleh Belanda sebab aktivitasnya bergerak dibidang politik yang dapat mengancam kekuasaan Belanda di Indonesia. Perjuangan tiga serangkai setelah Indische Partij dibubarkan melalui media massa dengan mengirimkan artikel-artikel yang berisi kritikan pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda, sehingga akibatnya tiga serangkai ditahan dan dimasukkan kedalam penjara. Artikel yang berisi kritikan pedas itu berjudul “ALS, Ikeens Nederlander Was” artinya andaikata aku seorang Belanda
4.     Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi keagaamaan yang bersaskan Islam yang bergerak di bidang sosial. Didirikan pada tanggal 16 November 1912 di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Tujuan Muhammadiyah adalaah sebagai berikut:
a.     Meluruskan pendapat yang keliru mengenai ajaran Islam
b.     Memperdalam pengetahuan ajaran Islam yang berdasar al-quran dan hadist
c.      Mengembangkan pengetahuan agama yang diselaraskan dengan kehidupan modern
d.     Mengajukan pengajaran pendidikan
5.     Pergerakan Pemuda
Pada tahun 1915, di Jakarta didirikan organisasi pemuda yang bernama Trikoro Darmo yang artinya tiga tujuan mulia yaitu, sakti, budi dan bakti. Untuk mewujudkan ketiga tujuan itu harus diusahakan:
a.     Memupuk persaudaraan antara murid bumi putera dengan sekolah menengah dan perguruan kejuruan yang berasal dari Jawa dan Madura
b.     Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggtanya
Pada tahun 1918, diadakan kongres pertama di Solo, diputuskan nama Trikor Darmo diubah menjadi Jong Java, dengan maksud untuk menghilangkan kesan bahwa Trikoro Darmo seakan-akan hanya mementingkan suku Jawa saja. Pada bulan Mei 1922 mengadakan kongres dengan keputusan Jong Java tidak turut dalam kegiatan politik karena ada larangan dari pemerintah Belanda. Adapun tokoh-tokoh Trikoro Darmo antara lain Satiman, Wiryo Sanjoyo, Kadarman, dan Sunardi. Organisasi Trikoro Darmo mendorong pemuda-pemuda daerah lain untuk membentuk organisasi pemuda seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak, dan sebagainya. Organisasi ini masih bersifat kedaerahan, namun mempunyai cita-cita yang sama yaitu meningkatkan kesadaran rasa nasionalisme dan mendorong keingingan untuk bersatu dalam perjuangan meraih cita-cita bangsa Indonesia.
6.     Partai Komunis Indonesia
PKI merupakan organisasi sosialis revolusioner. Organisasi ini jelmaan dari ISDV yang didirikan oleh Sneeviet. Awalnya PKI tidak mendapat dukungan rakyat Indonesia, kemudian melakukan pnyusupan kedalam SI yang akhirya anggota SI yang terpengaruh paham komunis. Tujuan PKI yaitu menyebarluaskan paham sosialis komunis dengan membangun perasaan revolusioner bagi bangsa Indonesia.
Pada tahun 1920, PKI mengadakan kongres yang pertama, menghasilkan keputusan antara lain sebagai berikut::
a.     Menyatakan PKI bergabung dengan komite intern
b.     PKI bersedia bekerjasama dengan pemerintah dengan mengirimkan wakilnya dalam Volk Sraad.
Pada tahun 1926, meletus pemberontakan di Jawa Barat dan pada tahun 1927 di Sumatera Barat. Dengan terjadinya pemberontakan tersebut, maka PKI dibubarkan pada tahun 1927 dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
7.     Taman Siswa
Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922. Taman Siswa merupakan sekolah kebangsaan pertama di Indonesia yang didirikan olek Ki Hajar Dewantara dengan tingkaatan sekolah dasar dan menengah. Taman Siswa mempunyai tujuan yaitu menerapkan sistem :Among sistem” untuk menerapkan pola kepemimpinan yang terkenal dengan semboyan sebagai berikut:
a.     Ing Ngarso Sung Tulodho artinya seorang pemimpin apabila berada di depan harus memberi contoh
b.     Ing Madya Mangun Karsa artinya ditengah dapaat mendorong dan bekerjasama
c.      Tut Wuri Handayani artinya yang dibelakang dapat mendorong untuk maju
Ki Hajar Dewantor dianggap sebagai pelopor pendidikan nasional, maka tanggal lahirnya dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
8.     Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI didirikan pada tanggal 4Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, Mr. Sartono, Mr. Soejadi, Mr. Iskak, dan lain-lain.
Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka dengan asas sebagai berikut:
a.     Perjuangan berdiri diatas kaki sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial budaya yang sudah rusak oleh Belanda dengan kekuatan sendiri
b.     Nonkooperasi, yaitu tidak mengadakan kerjasama dengan pemerintah Belanda
c.      Marhaenisme, mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan (memperjuangkan rakyat bawah)
Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahun 1928 PNI mengadakan kongres yang pertama di Surabaya dan berhasil merumuskan program kerja, yaitu sebagai berikut:
a.     Bidang Politik
·        Memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran akan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
·        Memajukan pengetahuan sejatah kebangsaan
·        Mempererat kerjasama dengan bangsa-bangsa Asia
·        Menumpas segaa rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
b.     Bidang ekonomi
·        Memajukan kehidupan rakyat dengan mencapai perekonomian nasional
·        Membantu perdagangan pribumi dan kerajinan (perindustrian nasional)
·        Mendirikaan bank-bank dan koperasi
c.      Bidang Sosial
·        Memajukan pendidikan dan peengajaran yang bersifat kebangsaan atau nasional
·        Memperbaiki dan meningkatkan kedudukan kaum wanita
·        Memerangi pengangguran
·        Memajukan transmigrasi
·        Memajukan kesehatan rakyat dengan mendirikan pliklinik
·        Mendirikan dan memajukan sarekat buruh
Kemajuan dan keberhasilan PNI dlam usaha mencapaai kemerdekaan mengkhawatirkan Belanda.  Pada tanggal 29 Desember 1929, Ir. Soekarno, R. Galor Mangkupraja, Masku Sumadireja, dan Supriadinata tertangkap di Yogyakarta. Kekempat tokoh PNI tersebut diajukan kedepan pengadilan kolonial di Bandung tanggal 18 Agustus 1930 sampai dengan 29 September 1930. Pembelaan mereka dibacakan oleh Ir. Soekarno dalam pidato yang terkenal dengan nama “Indonesia Menggugat”. Mereka dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan pemerintah Belanda dan akhirnya mereka dijatuhi hukuman penjara dan dipenjarakan di Sukamiskin (Bandung).
Penangkapan para tokoh PNI mengakibatkan PNI pecah menjadi dua , yaitu sebagi berikut:
a.     Yang tidak setuju PNI dibubarkan tetap mempertahankan ideology PNI dengan nama baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), dibawah pimpinan MOH. Hatta dan Sutan Syahrir.
b.     Yang setuju PNI dibubarkan membentuk Partai Indonesia (partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono.
9.     Pegerakan Kaum Wanita
Pergerakan kaum wanita dipelopori oleh R.A. Kartini. Karya R.A. Kartini diberi judul “habis gelap terbitlah terang”. Tujuan R.A. Kartini yaitu memajukan pendidikan dan meningkatkan harkat dan martabat derajat kaum wanita agar setara dengan derajat kaum pria. Putri Mardiko merupakan organisasi wanita pertama dinIndonesia, didirikan di Jakarta pada tahun 1912. Outri Mardiko mengadakan kongres pertama tanggal 22-25 Desember 1918 di Yogyakarta, memutuskan dibntuknya perserikatan peremuan di Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu. Berdirinya Putri Mardiko ini diikuti oleh organisasi –organisasi lain seperti Budi Wanito (solo), Maju Kemuliaan (Bandung), Kartini Fonds (Semarang) dll.
10.                        Gerakan Buruh
Yang dimaksud buruh yaitu setiap pekerja baik yang bekerja di pabrik-pabrik swasta maupun pegawai negeri. Gerakan buruh bertujuan memperjuangkan kaum buruh untuk memperoleh jaminan sosial yang layak. Pada bulan Desember 1919 di Yogyakarta berdiri persatuan pergerakn kaum buruh.  Tujuan persatuan pergerakan kaum buruh untuk mengkoordinir pemogokan kaum buruh swasta dalam menuntut kenaikan upah. Pada bulan mei 1930 para study club di Surabaya mendirikan sentra pekerja swasta yaitu persatuan serikat se-kerja Indonesia, dengan tujuan menuntut perbaikan nasib dan kesejahteraan kaum buruh berdasarkan undang-undang.
K.     Proses Terbentuknya Indentitas Kebangsaan Indonesia
1.     PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia)
PPPKI merupakan organisasi yang didirikan sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai macam organisasi sosial politik menjadi satu, agar bisa menjadi kekuatan yang sangat besar dalam melawan penjajah Belanda.
PPPKI dibentuk pada tanggal 17-18 Desember 1927. PPPKI ini menampung beberapa organisasi pergerakan nasional seperti PNI, PSI, Budi Utomo, Pasundan, Serikat Sumatra, perkumpulan kaum betawi, dan Sindischa Study Club (Kelompok Study Indonesia).
PPPKI dibentuk dengan tujuan sebagai berikut,
a.     Menyamakan arah aksi kebangsaan dengan memperbaiki organisasi dan melakukan kerjasama dalam perjuangan
b.     Menghindari perselisihan antara para anggota yang dapat melemahkan dan merugikan perjuangan.
2.     Kongres Pemuda
Kongres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 20 April-2 Mei 1926 di Jakarta
Tujuannya untuk menanamkan semangat kerja sama antar kumpulan pemuda Indonesia dalam arti luas. Kongres ini belum membuahkan hasil Karena rasa kedaerahan yang masih kuat

Kongres Pemuda II
Diselenggaraakaan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta
Hasil kongres yaitu sebagai berikut
a.     Mengikrarkan Sumpah Pemuda
b.     Merah Putih diakui sebagai Bendera Nasional
c.      Indonesia Raya diakui sebagai Lagu Kebangsaan
d.     Semua Organisasi Pemuda dilebur dalam satu wadah yakni Indonesia Muda
Untuk mengenang peristiwa tersebut setiap tanggal 28 oktober diperingati sebagai hari Sumah Pemuda.
3.     Parindra (Partai Indonesia Raya)
Parindra merupakan fungsi dari Budi Utomo dan Partai Buruh Indonesia. Tujuan parindra adalah Indonesia Raya. Untuk mencapai tujuan tersebut, parindra berusaha memperkokoh semangat persatuan kebangsaan dengan menjalankan aksi politik menuju sistem pemerintahan yang berdasarkan demokrasi dan nasionalisme. Tokoh-tokoh Parindra adalah Dr. Sutomo, Moh. Husni Thamrin, Sukarjo Wiro Pranoto, dan K.R.M.H Wuryaningrat.
Parindra berusaha memajukan kaum tani dengan mendirikan rukun tani dan mendirikan buruh nasional Indonesia, menganjurkan swadesi dalam bidang ekonomi dan mendirikan bank nasional Indonesia




4.     Gabungan Politik di Indonesia (GAPI)
Gabungan Politik di Indonesia didirikan pada tahun 1839 yang merupakan gabungan dari partai-partai politik yang pada saat itu, antara lain sebagai berikut,
a.     Parindra
b.     Gerindo (gerakan rakyat Indonesia)
c.      Persatuan Minahasa
d.     Persatuan pasundan dan lain-lain
Pemimpin : Husni Thamrin, Amir Syarifudin dan Abikusno Cokrosuyoso. Car kerja GAPI berdasarkan:
a.     Hak menentukan nasip sendiri
b.     Persatuan nasional dari seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kerakyatan dalam faham politik, ekonomi dan sosial
c.      Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia
Keputusan penting dalam kongres GAPI tanggal 25 Desember 1939
a.     Penetapam bendera merah putih sebgai bendera kebangsaan
b.     Penetapan lagu Indonesia Raya sebagai lagu persatuan Indonesia
c.      Peningkatan pemakaian bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia
d.     Menuntut kepada pemerintah Belanda agar Indonesia Berparlemen
Perjuangan GAPI untuk menuntut parlemen sendiri gagal namun hasil perjuanganya memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia yaitu berhasil menyatukan seluruh organisasi dalam satu wadah dan memperkuat rasa kebangsaan sebagai modal pokok untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.