Jumat, 18 September 2015

bab 2 IPS Kelas XI



BAB  2
FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
A.      Pengeretian Konflik Sosial
Konflik Sosial adalah pertentangan yang terjadi 5antara unsure-unsur yang ada dalam masyarakat dengan tujuan menyingkirkan pihak lain dengan cara ancaman dan kekerasan atau menghancurkan.
Konflik yang terjadi di masyarakat di latarbelakangi oleh perbedaan cirri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut cirri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya cirri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak ada satu masyarakat yang tidak mengalami konflik antaranggota atau dengan kelompok masyarakat lainya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
B.       Faktor Penyebab Suatu Konflik
1.       Perbedaan Kepentingan dan Pandangan Hidup
Setiap orang atau kelompok sosial mempunyai kepentingan dan pandangan hidup yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut seringkali menjadi pemicu timbulnya persaingan dan pertentangan sosial. Misalnya, Andika yang ingin sukses dalam studi akan lebih mementingkan membeli buku pelajaran daripada membeli rokok. Sebaliknya, Antoni yang sudah kecanduan rokok lebih mengutamakan membeli rokok atau mainan daripada membeli buku pelajaran.

2.       Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda ukuranya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab criteria tentang baik-buruk, sopan tidak sopan, pantas tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu benda fisik atau non-fisik, berbeda-beda menurut pola pemikiran masing-masing yang didasarkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.
3.       Perbedaan Kepentingan antara Individu atau Kelompok
Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memilki kepentingan yang berbeda-beda.
4.       Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat dan Mendadak dalam Masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses indutrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industry.
5.       Perbedaan Status dan Peran Sosial
Status sosial dan peran sosial setiap orang atau kelompok orang tidaklah sama.
Perbedaan tersebut dapat menjadi factor penyebab konflik sosial. Misalnya, perbedaan status sosial antara si kaya dan si miskin, antara buruh dan majikan, atau antara atasan dan bawahan seringkali menjadi penyebab timbulnya konflik sosial.
C.       Bentuk-Bentuk Konflik Sosial
Bentuk-bentuk Konflik sosial antara lain sebagai berikut:
1.       Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut:
a.        Konflik antara atau dalam peran sosial (intarpribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran)
b.       Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antarkeluarga, antar geng)
c.        Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa)
d.       Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
e.       Konflik antar atau tidak antaragama
f.         Konflik antarpolitik
2.       Menurut Soerjono Soekanto,
a.        Konflik Pribadi, adalah konflik yang terjadi anatara individu dengan individu yang lain. Masing-masing individu berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan disertai dengan ancaman. Pertentangan diwujudkan dalam bentuk ancaman dan rasa benci yang akhirnya mendorong seseorang melukai atau menyerang orang lain.
b.       Konflik rasial, adalah pertentangan yang terjadi antara ras tertentu dengan ras lain. Konflik rasial terjadi karena masing-masing pihak saling mempersalahkan perbedaan cirri-ciri badaniah, selai nitu konflik juga dipicu adanya perbedaan kepentingan dan kebudayaan.
c.        Konflik antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi antar kelompok kelas sosial tertentu dengan kelmpok kelas sosial yang lain. Konflik ini umumnya terjadi antara kelompok sosial dalam tingkat atas dengan kelompok bawah.
d.       Konflik Politik, adalah pertentangan yang terjadi karena adanya suatu keputusan politik baik di dalam ataupun antarkelompok politik. Konflik ini diawali adanya perbedaan kepentingan antara golongan-golongan tertentu.
e.       Konflik agama, adalah pertentangan yang terjadi karena suatau keyakinan atau kepercayaan terhadap suatu agama. Terjadinya konflik agama ini biasanya melibatkan orang dalam jumlah banyak.
f.         Konflik Internasional, adalah perbedaan antara dua negarayang berdaulat karena perbedaan kepentingan, konflik internasional ini jika tidak segera diselesaikan dapat mengarah pada terjadinya perang antarnegara.

D.      Dampak Konflik Sosial
Konflik merupakan suatu proses disosiatif yang agak tajam. Konflik sebagai proses sosial mempunyai fungsi positif dan negative bagi masyarakat. Konflik bersifat positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial.

Akibat konflik yang bersifat positif sebagai berikut,
1.       Bertambah kuat rasa solidaritas dan intern anggota
2.       Muncul pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik
3.       Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang
Akibat konflik  yang bersifat negatif sebagai berikut,
1.       Hancurnya atau rusaknya kesatuan kelompok
2.       Adanya perubahan kepribadian seseorang individu
3.       Hancurnya harta benda dan korban manusia
4.       Munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah
E.       Situasi Pemicu Konflik
Konflik yang terjadi diantara individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahas dalam studi psikologi sosial. Salah satunya dikemukakan oleh Ursula Lehr. Menurut ilmuwan ini, kemungkinan-kemungkinan situasi yang dapat menimbulkan konflik adalah sebagai berikut,
1.       Konflik dengan orangtua sendiri
2.       Konflik dengan sanak keluarga
3.       Konflik dengan orang lain
4.       Konflik dalam pemilihan pekerjaan
5.       Konflik di sekolah
6.       Konflik agama
7.       Konflik pribadi
Suatu masyarakat yang dapat dinyatakan telah mecapai kondisi tertib jika terjadi keselarasan antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Tertib sosial ditandai dengan tiga hal berikut,
1.       Terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas
2.       Individu atau kelompok di dalam masyarakat mengetahui serta memahami norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku
3.       Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakan dengan norma-norma sosial yang berlaku
F.       Bentuk-bentuk Pengendalian Konflik Sosial
Pengendalian konflik adalah suatu proses mengatasi pertentangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Agar suatu konflik tidak mengarah ke bentuk kekerasan, berikut ini cara-cara pengendalian konflik sosial
1.       Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang mengalami konflik demi tercapainya tujuan bersama. Konsiliasi akan terwujud apabila ada peranan lembaga-lembaga tertentu dalam masyarakat. Lembaga tersebut harus berfungsi efektif sebagai pengendalian konflik dan setiap pihak menyadari perlunya pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak, terorganisasinya berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan dan setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu.
2.       Mediasi (Mediation)
Mediasi merupakan cara pengendalian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga sebagai penasehat. Jadi, mediasi adalah suatu usaha kompromi yang tidak dilakukan sendiri secara langsung. Mediasi dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yang tidak memihak. Pihak ketiga hanya mencoba mempertemukan dan mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa atas dasar itikad kopromi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Pihak ketiga dalam mediasi sifatnya netral. Tugas utama pihak ketiga adalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Pihak ketiga hanya sebagai penasehat dan tidak mempunyai wewenang untuk member keputusan-keputusan terhadap penyelesaian konflik. Sekalipun nasihat-nasihat pihak ketiga tersebut tidak mengikat pihak-pihak yang terlibat konflik, namun mediasi terkadang menghasilkan penyelesaian yang efektif. Hal itu karena mediasi dapat mengurangi tindakan irasional yang mungkin timbul dalam sebuah konflik.
3.       Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan bentuk penyelesaian konflik yang menggunakan jasa penengah. Arbitrasi adalah suatu usaha penyelesaian konflik yang dilakukan dengan bantuan pihak ketiga. Seperti halnya dalam mediasi, pihak ketiga dalam arbitrasi juga dipilih oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Perbedaanya jika dalam mediasi, pihak ketiga hanya mempertemukan pihak-pihak yang terlibat konflik. Sedangkan dalam arbitrasi, pihak ketiga sebagai perantara yang mempertemukan  kehendak kompromistis pihak yang terlibat konflik. Sebagai penengah, mereka menyelesaikan konflik dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan yang telah ada.

Dalam mengatasi konflik sosial, banyak masyarakat yang teribat, bisa secara individu maupun kelompok. Berikut ini contoh pengendalian yang dilakukan oleh antar individu atau kelompok.
1.       Pengendalian antarIndividu
Contoh pengendalian sosial antarIndividu
a.        Andika menyuruh adiknya berhenti berteriak-teriak
b.       ……………
c.        ……………
Siapa yang bertindak sebagai pengendali sosial, yang mengendalikan? Dan siap yang dikendalikan?
2.       Pengendalian oleh Individu kepada Kelompok
Contoh oengendalian individu kepada kelompok
a.        Guru mengawasi ujian para siswanya
b.       ……………..
c.        ……………..
Siapa yang bertindak sebagai pengendali sosial? Dan siapa yang dikendalikan?
3.       Pengendalian oleh kelompok Individu
Contoh pengendalian oleh kelompok kepada individu
a.        Orangtua selalu mengawasi kegiatan anak-anaknya
b.       ………………
c.        ………………
Siapakah pengendali sosialnya?
4.       Pengendalian sosial antarkelompok
Contoh pengendalian sosial antarkelompok
a.        Dua perushaan yang sedang melakukan joint venture (patungan)saling melakukan pengawasan
b.       ……………….
c.        ……………….
Siapakah pengendali sosialnya?

G.      Perbedaan Konflik dengan Kekerasan
Sebuah konflik erat hubunganya dengan tindakan kekerasan. Lihat saja konflik yang terjadi di Indonesia , setiap individu atau kelompok yang bertikai tidak segan-segan menghancurkan rumah, tempat ibadah, harta benda bahkan diri pihak lawan.
1.       Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari bahasa latin “violentina” yang berarti keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan. Tindak kekerasan menunjuk pada tindakan yang dapat merugikan orang lain. Misalnya pembunuhan, penjarahan, pemukulan dan lain-lain. Walaupun tindakan tersebut menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya kekerasan diartikan sebagai perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja (verbal maupun non-verbal) yang ditujukan untuk menciderai atau merusak orang lain, baik berupa serangan fisik, mental sosial maupun ekonomi yang melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban.




2.       Macam-macam Kekerasan
a.       Berdasarkan bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:
1.       Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Contoh:……………………………………………………….
2.       Kekerasan psikologi yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa.
Contoh:…………………………………………………….....
3.       Kekerasan struktural yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hokum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Contoh:………………………………………….
b.       Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua bentuk. Yaitu:
1.       Kekerasan individual adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu kepada suatu atau lebih individu.
Contoh:……………………………………………………….
2.       Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau massa.
Contoh:………………………………………………………
3.       Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan
Kini tindakan kekerasan menjadi tindakan alternative manakala keinginan dan kepentingan suatu individu atau kelompok tidak tercapai. Terlebih di Indonesia, kekerasan melanda disegala bidang kehidupan, baik sosial, politik, budaya bahkan keluarga. Walaupun tindakan ini membawa kerugian yang besar bagi semua pihak. Angka terjadinya kekerasan terus meningkat dari hari kehari. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah semakin membudayanya tindakan kekerasan, antara lain seperti:
a.        Diadakan kampanye anti kekerasan
b.       Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosial dengan cara bijak
c.        Penegakan hukum secara adil dan bersih
d.       Menciptakan pemerintah yang baik
H.      Sifat Pengendalian Konflik Sosial
Ada dua sifat pengendalian konflik sosial, antara lain sebagai berikut,
1.       Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Dalam hal ini, pengendalian sosial bersifat pencegahan agar tidak terjadi sesuatu pelanggaran atau penyimpanan.
Contoh: 1. Untuk mencegah anaknya bertengkar, pak ahmad melarang anaknya bermain di luar rumah.
2……………………………………………………………………….
2.       Represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjai penyimpangan. Cara ini bertujuan memulihkan keadaan sebelum terjadi penyimpangan.
Contoh:
a.        Hakim menjatuhkan hukuman 10 tahun kepada terpidana tindak korupsi
b.       ……………………………………………………………………







TUGAS!
1.       Mengapa perbedaan latarbelakang kebudayaan menjadi pemicu suatu konflik sosial dikalangan masyarakat?
2.       Bagaimana proses penyelesaian konflik dengan cara mediasi?
3.       Tunjukan dengan contoh bahwa perbedaan status sosial dapat menimbulkan konflik sosial !
4.       Apa yang dimaksud dengan konflik internasional? Sebutkan contohnya!
5.       Dampak negative apa saja yang ditimbulkan karena adanya konflik sosial di dalam masyarakat ?
6.       Banyaknya kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga. Menurut anda, bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan terutama di dalam rumah tangga ?
7.       Bagaimana peran agama dalam pengendalian sosial, jelaskan dengan contoh !
8.       Jelaskan perbedaan yang ada natara mediasi dengan arbitrasi !
9.       Apakah ada kaitanya konflik dapat menimbulkan suatu kekerasan? Jelaskan!
10.    Kekerasan melanda di segala bidang kehidupan, baik sosial, politik, budaya bahkan keluarga. Pilih salah satu dan beri contoh, sertakan cara menanggulanginya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar