BAB 2
FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
A.
Pengeretian
Konflik Sosial
Konflik Sosial adalah
pertentangan yang terjadi 5antara unsure-unsur yang ada dalam masyarakat dengan
tujuan menyingkirkan pihak lain dengan cara ancaman dan kekerasan atau
menghancurkan.
Konflik yang terjadi
di masyarakat di latarbelakangi oleh perbedaan cirri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut di antaranya adalah
menyangkut cirri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya cirri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
ada satu masyarakat yang tidak mengalami konflik antaranggota atau dengan
kelompok masyarakat lainya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
B.
Faktor
Penyebab Suatu Konflik
1. Perbedaan Kepentingan dan
Pandangan Hidup
Setiap
orang atau kelompok sosial mempunyai kepentingan dan pandangan hidup yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut seringkali menjadi pemicu timbulnya persaingan
dan pertentangan sosial. Misalnya, Andika yang ingin sukses dalam studi akan
lebih mementingkan membeli buku pelajaran daripada membeli rokok. Sebaliknya,
Antoni yang sudah kecanduan rokok lebih mengutamakan membeli rokok atau mainan
daripada membeli buku pelajaran.
2. Perbedaan Latar Belakang
Kebudayaan
Dalam
lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai-nilai
dan norma-norma sosial yang berbeda ukuranya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat
mendatangkan konflik sosial, sebab criteria tentang baik-buruk, sopan tidak
sopan, pantas tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu,
baik itu benda fisik atau non-fisik, berbeda-beda menurut pola pemikiran
masing-masing yang didasarkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.
3. Perbedaan Kepentingan antara
Individu atau Kelompok
Manusia
memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memilki kepentingan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan Nilai yang
Cepat dan Mendadak dalam Masyarakat.
Perubahan
adalah sesuatu yang wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat
atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik
sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses indutrialisasi
yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai pada masyarakat
tradisional yang biasanya bercorak pertanian berubah menjadi nilai-nilai
masyarakat industry.
5. Perbedaan Status dan Peran Sosial
Status
sosial dan peran sosial setiap orang atau kelompok orang tidaklah sama.
Perbedaan
tersebut dapat menjadi factor penyebab konflik sosial. Misalnya, perbedaan
status sosial antara si kaya dan si miskin, antara buruh dan majikan, atau
antara atasan dan bawahan seringkali menjadi penyebab timbulnya konflik sosial.
C.
Bentuk-Bentuk
Konflik Sosial
Bentuk-bentuk Konflik sosial antara
lain sebagai berikut:
1.
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi beberapa macam sebagai
berikut:
a.
Konflik antara atau dalam peran sosial
(intarpribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi
(konflik peran)
b. Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antarkeluarga, antar geng)
c.
Konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir (polisi melawan massa)
d. Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
e. Konflik
antar atau tidak antaragama
f.
Konflik antarpolitik
2. Menurut
Soerjono Soekanto,
a.
Konflik Pribadi, adalah konflik yang
terjadi anatara individu dengan individu yang lain. Masing-masing individu
berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan disertai dengan
ancaman. Pertentangan diwujudkan dalam bentuk ancaman dan rasa benci yang
akhirnya mendorong seseorang melukai atau menyerang orang lain.
b. Konflik
rasial, adalah pertentangan yang terjadi antara ras tertentu dengan ras lain.
Konflik rasial terjadi karena masing-masing pihak saling mempersalahkan
perbedaan cirri-ciri badaniah, selai nitu konflik juga dipicu adanya perbedaan
kepentingan dan kebudayaan.
c.
Konflik antarkelas sosial, adalah
pertentangan yang terjadi antar kelompok kelas sosial tertentu dengan kelmpok
kelas sosial yang lain. Konflik ini umumnya terjadi antara kelompok sosial
dalam tingkat atas dengan kelompok bawah.
d. Konflik
Politik, adalah pertentangan yang terjadi karena adanya suatu keputusan politik
baik di dalam ataupun antarkelompok politik. Konflik ini diawali adanya
perbedaan kepentingan antara golongan-golongan tertentu.
e. Konflik
agama, adalah pertentangan yang terjadi karena suatau keyakinan atau
kepercayaan terhadap suatu agama. Terjadinya konflik agama ini biasanya
melibatkan orang dalam jumlah banyak.
f.
Konflik Internasional, adalah perbedaan
antara dua negarayang berdaulat karena perbedaan kepentingan, konflik
internasional ini jika tidak segera diselesaikan dapat mengarah pada terjadinya
perang antarnegara.
D. Dampak Konflik Sosial
Konflik
merupakan suatu proses disosiatif yang agak tajam. Konflik sebagai proses
sosial mempunyai fungsi positif dan negative bagi masyarakat. Konflik bersifat
positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial.
Akibat
konflik yang bersifat positif sebagai berikut,
1. Bertambah
kuat rasa solidaritas dan intern anggota
2. Muncul
pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik
3. Munculnya
kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang
Akibat
konflik yang bersifat negatif sebagai
berikut,
1. Hancurnya
atau rusaknya kesatuan kelompok
2. Adanya
perubahan kepribadian seseorang individu
3. Hancurnya
harta benda dan korban manusia
4. Munculnya
dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok yang kalah
E.
Situasi
Pemicu Konflik
Konflik yang terjadi
diantara individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahas dalam studi
psikologi sosial. Salah satunya dikemukakan oleh Ursula Lehr. Menurut ilmuwan ini, kemungkinan-kemungkinan situasi
yang dapat menimbulkan konflik adalah sebagai berikut,
1.
Konflik dengan orangtua sendiri
2.
Konflik dengan sanak keluarga
3.
Konflik dengan orang lain
4.
Konflik dalam pemilihan pekerjaan
5.
Konflik di sekolah
6.
Konflik agama
7.
Konflik pribadi
Suatu masyarakat yang dapat dinyatakan
telah mecapai kondisi tertib jika terjadi keselarasan antara tindakan anggota
masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Tertib sosial ditandai dengan tiga hal berikut,
1.
Terdapat suatu sistem nilai dan norma
yang jelas
2.
Individu atau kelompok di dalam
masyarakat mengetahui serta memahami norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial
yang berlaku
3.
Individu atau kelompok dalam masyarakat
menyesuaikan tindakan-tindakan dengan norma-norma sosial yang berlaku
F.
Bentuk-bentuk
Pengendalian Konflik Sosial
Pengendalian konflik adalah suatu
proses mengatasi pertentangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Agar suatu
konflik tidak mengarah ke bentuk kekerasan, berikut ini cara-cara pengendalian
konflik sosial
1. Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi
adalah usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang mengalami
konflik demi tercapainya tujuan bersama. Konsiliasi akan terwujud apabila ada
peranan lembaga-lembaga tertentu dalam masyarakat. Lembaga tersebut harus
berfungsi efektif sebagai pengendalian konflik dan setiap pihak menyadari
perlunya pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak,
terorganisasinya berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan dan setiap
kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan
tertentu.
2.
Mediasi
(Mediation)
Mediasi merupakan cara
pengendalian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga sebagai
penasehat. Jadi, mediasi adalah suatu usaha kompromi yang tidak dilakukan
sendiri secara langsung. Mediasi dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yang
tidak memihak. Pihak ketiga hanya mencoba mempertemukan dan mendamaikan
pihak-pihak yang bersengketa atas dasar itikad kopromi pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik. Pihak ketiga dalam mediasi sifatnya netral. Tugas utama
pihak ketiga adalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Pihak ketiga
hanya sebagai penasehat dan tidak mempunyai wewenang untuk member
keputusan-keputusan terhadap penyelesaian konflik. Sekalipun nasihat-nasihat
pihak ketiga tersebut tidak mengikat pihak-pihak yang terlibat konflik, namun
mediasi terkadang menghasilkan penyelesaian yang efektif. Hal itu karena
mediasi dapat mengurangi tindakan irasional yang mungkin timbul dalam sebuah konflik.
3. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi
merupakan bentuk penyelesaian konflik yang menggunakan jasa penengah. Arbitrasi
adalah suatu usaha penyelesaian konflik yang dilakukan dengan bantuan pihak
ketiga. Seperti halnya dalam mediasi, pihak ketiga dalam arbitrasi juga dipilih
oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Perbedaanya jika dalam mediasi, pihak
ketiga hanya mempertemukan pihak-pihak yang terlibat konflik. Sedangkan dalam
arbitrasi, pihak ketiga sebagai perantara yang mempertemukan kehendak kompromistis pihak yang terlibat
konflik. Sebagai penengah, mereka menyelesaikan konflik dengan membuat
keputusan-keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan yang telah ada.
Dalam
mengatasi konflik sosial, banyak masyarakat yang teribat, bisa secara individu
maupun kelompok. Berikut ini contoh pengendalian yang dilakukan oleh antar
individu atau kelompok.
1. Pengendalian antarIndividu
Contoh pengendalian sosial
antarIndividu
a.
Andika menyuruh adiknya berhenti
berteriak-teriak
b. ……………
c.
……………
Siapa yang bertindak sebagai pengendali
sosial, yang mengendalikan? Dan siap yang dikendalikan?
2. Pengendalian oleh Individu kepada
Kelompok
Contoh oengendalian individu kepada
kelompok
a.
Guru mengawasi ujian para siswanya
b. ……………..
c.
……………..
Siapa yang bertindak sebagai pengendali
sosial? Dan siapa yang dikendalikan?
3. Pengendalian oleh kelompok
Individu
Contoh pengendalian oleh kelompok
kepada individu
a.
Orangtua selalu mengawasi kegiatan
anak-anaknya
b. ………………
c.
………………
Siapakah pengendali sosialnya?
4. Pengendalian sosial antarkelompok
Contoh pengendalian sosial
antarkelompok
a.
Dua perushaan yang sedang melakukan
joint venture (patungan)saling melakukan pengawasan
b. ……………….
c.
……………….
Siapakah pengendali sosialnya?
G.
Perbedaan
Konflik dengan Kekerasan
Sebuah konflik erat hubunganya dengan
tindakan kekerasan. Lihat saja konflik yang terjadi di Indonesia , setiap
individu atau kelompok yang bertikai tidak segan-segan menghancurkan rumah,
tempat ibadah, harta benda bahkan diri pihak lawan.
1. Pengertian Kekerasan
Istilah
kekerasan berasal dari bahasa latin “violentina”
yang berarti keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan
perkosaan. Tindak kekerasan menunjuk pada tindakan yang dapat merugikan orang
lain. Misalnya pembunuhan, penjarahan, pemukulan dan lain-lain. Walaupun
tindakan tersebut menurut masyarakat umum dinilai benar. Pada dasarnya
kekerasan diartikan sebagai perilaku dengan sengaja maupun tidak sengaja
(verbal maupun non-verbal) yang ditujukan untuk menciderai atau merusak orang
lain, baik berupa serangan fisik, mental sosial maupun ekonomi yang melanggar
hak asasi manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat
sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban.
2. Macam-macam Kekerasan
a.
Berdasarkan
bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Kekerasan
fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh. Wujud
kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh,
sampai pada penghilangan nyawa seseorang.
Contoh:……………………………………………………….
2. Kekerasan
psikologi yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga
dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa.
Contoh:…………………………………………………….....
3. Kekerasan
struktural yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan
menggunakan sistem, hokum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat.
Contoh:………………………………………….
b.
Berdasarkan
pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua bentuk. Yaitu:
1. Kekerasan
individual adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu kepada suatu atau
lebih individu.
Contoh:……………………………………………………….
2. Kekerasan
kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau massa.
Contoh:………………………………………………………
3.
Upaya
Pencegahan Tindak Kekerasan
Kini tindakan kekerasan menjadi
tindakan alternative manakala keinginan dan kepentingan suatu individu atau
kelompok tidak tercapai. Terlebih di Indonesia, kekerasan melanda disegala
bidang kehidupan, baik sosial, politik, budaya bahkan keluarga. Walaupun
tindakan ini membawa kerugian yang besar bagi semua pihak. Angka terjadinya
kekerasan terus meningkat dari hari kehari. Oleh karena itu, berbagai upaya
dilakukan untuk mencegah semakin membudayanya tindakan kekerasan, antara lain
seperti:
a.
Diadakan kampanye anti kekerasan
b.
Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan
masalah sosial dengan cara bijak
c.
Penegakan hukum secara adil dan bersih
d.
Menciptakan pemerintah yang baik
H.
Sifat
Pengendalian Konflik Sosial
Ada dua sifat pengendalian konflik
sosial, antara lain sebagai berikut,
1. Preventif
Pengendalian
sosial preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi
pelanggaran. Dalam hal ini, pengendalian sosial bersifat pencegahan agar tidak
terjadi sesuatu pelanggaran atau penyimpanan.
Contoh:
1. Untuk mencegah anaknya bertengkar, pak ahmad melarang anaknya bermain di
luar rumah.
2……………………………………………………………………….
2. Represif
Pengendalian
sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjai
penyimpangan. Cara ini bertujuan memulihkan keadaan sebelum terjadi
penyimpangan.
Contoh:
a.
Hakim menjatuhkan hukuman 10 tahun
kepada terpidana tindak korupsi
b. ……………………………………………………………………
TUGAS!
1. Mengapa
perbedaan latarbelakang kebudayaan menjadi pemicu suatu konflik sosial
dikalangan masyarakat?
2. Bagaimana
proses penyelesaian konflik dengan cara mediasi?
3. Tunjukan
dengan contoh bahwa perbedaan status sosial dapat menimbulkan konflik sosial !
4. Apa
yang dimaksud dengan konflik internasional? Sebutkan contohnya!
5. Dampak
negative apa saja yang ditimbulkan karena adanya konflik sosial di dalam
masyarakat ?
6. Banyaknya
kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga. Menurut anda, bagaimana upaya
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan terutama di dalam rumah
tangga ?
7. Bagaimana
peran agama dalam pengendalian sosial, jelaskan dengan contoh !
8. Jelaskan
perbedaan yang ada natara mediasi dengan arbitrasi !
9. Apakah
ada kaitanya konflik dapat menimbulkan suatu kekerasan? Jelaskan!
10. Kekerasan
melanda di segala bidang kehidupan, baik sosial, politik, budaya bahkan
keluarga. Pilih salah satu dan beri contoh, sertakan cara menanggulanginya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar